TRIBUNNEWS.COM - Militer Amerika Serikat kini telah sepenuhnya meninggalkan Afghanistan.
Kini, tugas mengevakuasi puluhan ribu sekutu Afghanistan yang tertinggal jatuh ke oranisasi non-pemerintah atau kelompok bantuan internasional, NBC News melaporkan.
Namun mereka pun belum bisa memberitahu warga ke mana mereka harus pergi selanjutnya.
Bandara Kabul sebelumnya telah menjadi pusat evakuasi.
Tetapi dengan berhentinya penerbangan komersial, proses evakuasi telah bergeser ke perbatasan darat Afghanistan.
Kemungkinan warga Afghanistan untuk mencapai salah satu perbatasan tanpa diganggu Taliban, serta diizinkan untuk menyeberang ke negara tetangga dan kemudian dimukimkan kembali di AS, sangatlah kecil.
Baca juga: Perang Afghanistan Berakhir, Taliban Tembakkan Senjata ke Udara dan Mengumumkan Kemerdekaan Penuh
Baca juga: Pengamat: Kelompok Radikal Indonesia Rata-rata Alumni Afghanistan
"Perasaan saya tentang masalah ini adalah bahwa perbatasan sangat ramai. Ada banyak kekerasan."
"Beberapa terbuka untuk pemegang visa, dan yang lainnya tidak."
"Beberapa telah masuk ke Pakistan. Banyak yang belum," kata Becca Heller, direktur eksekutif Proyek Bantuan Pengungsi Internasional.
Heller adalah sosok yang membantu para pengungsi yang sudah meninggalkan Afghanistan dan kini mencari bantuan hukum untuk bermukim di AS.
Banyak organisasi memberitahu karyawan Afghanistan dan lainnya yang ingin mengungsi untuk pergi ke tempat penampungan sampai mereka memiliki informasi lebih lanjut, menurut tiga organisasi non-pemerintah yang beroperasi di Afghanistan.
"Saat ini kami memberi tahu mereka untuk mencari tempat yang aman dan tinggal di sana."
"Kami tidak tahu apa yang terjadi di perbatasan," kata Chris Purdy, manajer proyek program Veteran untuk American Ideals di Human Rights First.
Laporan tentang perbatasan mana yang mungkin aman untuk dilintasi tampaknya beragam.