Badan pengungsi utama PBB mengatakan, sejauh ini tidak ada bukti bahwa gelombang besar pengungsi dapat melarikan diri melintasi perbatasan darat.
"Kami belum melihat arus besar orang keluar dari Afghanistan. Kami tahu itu bisa berubah," kata Chris Boian, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, atau UNHCR.
"Ada indikasi bahwa lebih banyak warga Afghanistan melintasi perbatasan dengan Iran dan Pakistan, tetapi tidak jelas apakah mereka mencari suaka," katanya.
Beberapa ribu lebih warga Afghanistan telah melakukan perjalanan melintasi perbatasan
Afghanistan-Pakistan yang banyak digunakan di Spin Boldak, menurut pengamat UNHCR di lapangan, kata Boian.
Bilal Askaryar, direktur komunikasi Welcome With Dignity, sebuah koalisi organisasi advokasi imigran dan pengungsi, mengatakan ada laporan tentang Taliban yang menghentikan warga Afghanistan di jalan menuju perbatasan darat.
Sebelumnya, warga Afghanistan sempat ingin membuktikan afiliasi mereka dengan AS agar berkesempatan naik penerbangan evakuasi sebelum militer AS pergi.
Namun sekarang, banyak yang diperintahkan untuk menyembunyikan atau bahkan menghancurkan dokumen-dokumen itu ketika mereka menghadapi Taliban di pos pemeriksaan.
"Kepemilikan dokumen itu mungkin lebih dijadikan target daripada tiket untuk keluar," kata Askaryar.
"Waktunya untuk saling tuduh akan datang, tetapi sekarang kami hanya perlu mengeluarkan orang-orang," kata seorang pemimpin organisasi non-pemerintah yang bekerja untuk mengevakuasi warga Afghanistan.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, meminta negara-negara tetangga Afghanistan untuk membantu.
"Beberapa warga Afghanistan pasti perlu mencari keselamatan melintasi perbatasan negara."
"Mereka harus dapat menggunakan hak mereka untuk mencari perlindungan internasional, dan perbatasan harus tetap terbuka bagi mereka untuk tujuan ini," kata Grandi.
Namun juru bicara pemerintah untuk negara-negara tetangga Iran, Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan tidak berkomentar tentang apakah mereka akan menyambut pengungsi Afghanistan.