TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Korea Utara menolak sekitar tiga juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech China.
Korut malah meminta adalah bantuan vaksin itu diberikan ke negara-negara yang terkena dampak parah.
UNICEF mengungkapkan Rabu (1/9/2021) bahwa Kementerian Kesehatan Korea Utara menyoroti terbatasnya suplai vaksin dan terus meningkatkan virus di tempat lain.
UNICEF mengelola pasokan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dalam skema Covax.
Seorang Juru Bicara UNICEF mengatakan kepada Reuters bahwa kementerian akan terus berkomunikasi dengan fasilitas Covax untuk menerima vaksin dalam beberapa bulan mendatang.
Baca juga: Badan Intelijen Korsel: Korut Retas Pfizer, Coba Curi Informasi tentang Vaksin & Perawatan Covid-19
Baca juga: Korut Kembangkan Alat PCR Sendiri untuk Tes Covid-19
Ini bukan pertama kalinya Korut menolak vaksin.
Sebuah think-tank Korea Selatan, yang berafiliasi dengan agen mata-mata Korsel, mengatakan bahwa Korea Utara telah menolak pengiriman vaksin AstraZeneca Juli lalu karena kekhawatiran akan efek samping.
Institute for National Security Strategy kemudian mengatakan bahwa Korea Utara tidak tertarik pada vaksin buatan China karena khawatir tidak begitu efektif.
Tetapi Korut menunjukkan minat pada vaksin buatan di Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan kepada wartawan pada bulan Juli bahwa mereka telah menawarkan untuk memasok Korea Utara dengan vaksin Sputniknya pada beberapa kesempatan.
Baca juga: Korut Larang Penggunaan Obat dari China Setelah Ada Pejabatnya yang Meninggal Dunia
Baca juga: Tangis Kim Jong Un Pecah saat Cerita Kesulitan Korut: Didera Banjir, Topan hingga Kena Dampak Corona
Beberapa negara seperti Thailand dan Uruguay telah mulai menggunakan vaksin lain untuk mereka yang menerima suntikan Sinovac sebagai dosis pertama dalam upaya untuk meningkatkan perlindungan.
"Kami terus bekerja dengan otoritas DPRK (Korut, Red) untuk membantu menanggapi pandemi Covid-19," kata juru bicara Aliansi Global untuk Aliansi Vaksin dan Imunisasi, salah satu organisasi yang memimpin skema Covax.
Sejauh ini, Korea Utara belum melaporkan kasus Covid-19 dan telah memberlakukan tindakan anti-virus yang ketat, termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan mingguannya menyebutkan, sekitar 37.291 orang - termasuk petugas kesehatan dan mereka yang menderita penyakit mirip flu - telah diuji dan semuanya dinyatakan negatif.