TRIBUNNEWS.COM - Rencana Taliban untuk menguasai Afghanistan sepenuhnya masih tertahan oleh kelompok perlawanan Panjshir yang menolak menyerah.
Kelompok itu berada di sebuah wilayah bernama Lembah Panjshir, yang berada di timur laut ibu kota.
Kelompok perlawanan anti-Taliban atau dikenal pejuang perlawanan Panjshir ini mengobarkan perlawanan kepada militan meskipun wilayahnya telah dikepung.
Baca juga: Diburu Taliban hingga Disiksa, Polisi Wanita Afghanistan Gulafroz: Saya Tak Bisa Berbuat Apa-apa
Baca juga: Bertemu Taliban di Doha, Menlu Retno Marsudi Sampaikan Tiga Pesan
Pemimpin senior Taliban, Amir Khan Motaqi, sudah meminta penduduk Lembah Panjshir untuk meletakkan senjata, namun tidak ada tanda-tanda menyerah dari mereka.
Dilansir BBC, puluhan anggota Taliban dikabarkan tewas dalam pertempuran di sepanjang perbatasan sejak 15 Agustus lalu bertepatan saat Kabul jatuh.
Hingga kini pertempuran saudara itu dikabarkan masih berlanjut.
Lalu siapa pejuang di Lembah Panjshir ini?
Lembah Panjshir yang terletak di wilayah Afghanistan timur ini menjadi markas bagi Front Perlawanan Nasional (NRF).
NRF berisi orang-orang dari berbagai etnis, mereka memiliki latar belakang seorang milisi atau mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan.
Dilaporkan NRF memiliki anggota ribuan orang.
Sejumlah foto yang dirilis minggu ini menunjukkan NRF sebagai kelompok yang terorganisir, bersenjata lengkap, dan terlatih.
Kelompok ini dipimpin Ahmad Massoud, putra dari tokoh pemimpin Afghanistan yang berhasil memukul mundur pasukan Uni Soviet, yakni Ahmad Shah Massoud.
Dalam perjuangannya selama Perang Soviet-Afghanistan, Ahmad Shah Massoud kemudian dijuluki 'Singa Panjshir'.
Selain menahan invasi Soviet pada 1980-an, Ahmad Shah Massoud juga memimpin sayap militer pemerintah melawan milisi Taliban.