News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Siapa Pejuang Perlawanan Panjshir? Dipimpin Ahmad Massoud, Menolak Menyerah Meski Dikepung Taliban

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gerakan perlawanan Afghanistan dan pasukan anti-Taliban berpatroli di puncak bukit di daerah Darband di distrik Anaba, Provinsi Panjshir, Rabu (1/9/2021). Panjshir terkenal dengan pertahanan alaminya yang tidak pernah ditembus oleh pasukan Soviet atau Taliban.

Adapun putranya, Ahmad Massoud (32), merupakan lulusan King's College London dan Akademi Militer Sandhurst.

Kini Ahmad Massoud bersama pasukan perlawanan di Lembah Panjshir bertekad meneruskan jejak ayahnya untuk mengalahkan Taliban.

Ahmad melakukan berbagai upaya, salah satunya meminta bantuan kepada pemerintah dalam negeri maupun luar negeri.

Awal tahun ini, Ahmad bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang diduga membicarakan rencana membentuk sekutu internasional ketika penarikan pasukan AS semakin dekat saat itu.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Massoud memperingatkan bahwa Taliban tidak berubah.

Dia dan pejuangnya percaya "bahwa demokrasi, hak, dan kebebasan semua warga negara tanpa memandang ras dan jenis kelamin harus dipertahankan."

Bagaimana kondisi Lembah Panjshir?

Siapa Pejuang Perlawanan Panjshir? Wilayah Terakhir yang Belum Dikuasai Taliban, Menolak Menyerah Meski Dikepung (AFP dari BBC)

Menurut The Guardian, Panjshir adalah provinsi terakhir yang belum dikuasai oleh Taliban dan menyatakan perlawanan. 

Secara historis, Lembah Panjshir yang ada di utara Kabul di Hindu Kush, adalah benteng perlawanan selama beberapa dekade.

Pertama untuk melawan Soviet pada 1980-an, kemudian melawan Taliban pada 1990-an.

Bahkan hingga kini wilayah ini masih dipenuhi tank-tank berkarat bekas pertempuran selama beberapa dekade itu.

Berdasarkan wilayahnya, Panjshir adalah salah satu provinsi terkecil di Afghanistan dengan sekitar 150.000 dan 200.000 penduduk.

Orang-orang di sana tinggal di balik puncak gunung setinggi 3.000 m di atas Sungai Panjshir dengan kontur tanah yang curam.

Selama masa damai, banyak orang mengunjungi lembah ini karena tertarik dengan pemandangan dan keamanan yang ditawarkannya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini