Panjshir adalah rumah bagi berbagai kalangan masyarakat, namun kelompok terbesar berasal dari etnis Tajik.
Penduduk lembah ini mengembangkan reputasi keberanian berkat sejarah perlawanan terhadap orang luar.
Lembah - yang secara historis dikenal dengan permata dan pertambangannya - telah diuntungkan dari investasi dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam dua dekade terakhir, bendungan pembangkit listrik tenaga air dan ladang angin telah dibangun, serta jalan dan menara radio.
Menolak Keinginan Taliban
Taliban mendorong gagasan bahwa "Imarah Islam Afghanistan adalah rumah bagi semua warga Afghanistan".
Adapun kelompok Perlawanan Lembah Panjshir ini merupakan pukulan bagi Taliban.
Baca juga: Taliban Menyerang Kelompok Perlawanan di Lembah Panjshir Setelah Perundingan Gagal
Baca juga: Intelijen Inggris Akui Kecolongan Soal Pergerakan Taliban di Afghanistan
Di media sosial, tagar yang menyuarakan dukungan untuk perlawanan mulai bermunculan.
Taliban dan NRF telah bernegosiasi, tetapi meskipun kedua belah pihak ingin menghindari perang, belum ada penyelesaian yang tercapai.
Bahkan tampaknya pembicaraan telah membuka jalan untuk pertempuran terbuka.
Taliban mengatakan mereka telah mengirim ratusan pejuang, tetapi Panjshir sudah siap.
Menurut kantor berita AFP, pejuang Taliban yang berhasil mencapai tepi lembah akan disambut oleh sarang senapan mesin, mortir, dan pos pengawasan yang dibentengi menggunakan karung pasir.
Kedua belah pihak mengklaim jatuhnya korban, tetapi jumlahnya belum pasti.
Klaim Taliban soal mereka telah menguasai daerah-daerah tertentu juga dibantah oleh NRF.
Taliban juga dilaporkan mencoba memotong jalur pasokan ke lembah Panjshir, yang memaksa kelompok anti-Taliban ini untuk menyerah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)