News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Mengaku Berhasil Merebut Provinsi Panjshir, Wilayah Terakhir Akhirnya Dikuasai

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota unit militer Taliban Badri 313 menenakan baju loreng Amerika berjalan melewati spanduk robek yang menampilkan gambar mendiang pemimpin Mujahidin Afghanistan Ahmed Shah Massoud saat mereka tiba di bandara Kabul, Selasa, (31 Agustus 2021). Setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun yang brutal -- perang yang dimulai dan diakhiri dengan kekuasaan Islamis garis keras. (Wakil KOHSAR/AFP) *** Local Caption ***

Sayangnya perundingan antara kedua belah pihak tidak membuahkan hasil yang baik.

Lembah Panjshir terkenal sebagai tempat perlawanan kepada pasukan Soviet pada 1980-an dan Taliban pada akhir 1990-an.

Namun para pengamat mengatakan, NRF yang berbasis di Panjshir ini sedikit kesulitan melawan Taliban.

Mantan Wakil Presiden Amrullah Saleh, yang bersembunyi di Panjshir bersama Ahmad Massoud, telah memperingatkan krisis kemanusiaan, dengan ribuan orang "tergusur oleh serangan Taliban".

Sementara itu, dikabarkan diplomat AS tengah menuju Qatar untuk membicarakan kekacauan di Afghanistan pasca penarikan pasukan asing.

Janji-Janji Taliban

Perempuan Afghanistan membawa poster saat ikut dalam protes di Herat pada 2 September 2021. Para perempuan Afghanistan yang mengadakan protes langka pada 2 September mengatakan mereka bersedia menerima burqa yang mencakup semua jika putri mereka masih bisa pergi ke sekolah di bawah pemerintahan Taliban. AFP/STR (AFP/-)

Taliban hingga kini belum mengumumkan susunan pemerintahan baru mereka, setelah 3 minggu menguasai Kabul.

Penguasa baru Afghanistan, berjanji akan lebih 'inklusif' dibandingkan saat pertama kali memimpin negara itu.

Mereka juga menjanjikan sebuah pemerintahan yang mewakili susunan etnis Afghanistan yang kompleks.

Kebebasan perempuan di Afghanistan sangat dibatasi di bawah pemerintahan Taliban tahun 1996-2001.

Baca juga: Sayed Sadaat, Mantan Menteri Afghanistan yang Kini Jadi Kurir Pengantar Makanan di Jerman

Baca juga: Tolak Taliban dan Lakukan Perlawanan, Pejuang Perlawanan Panjshir Dipimpin Putra Tokoh Afghanistan

Kali ini perempuan akan diizinkan sekolah maupun kuliah, namun kelas harus dipisahkan berdasarkan jenis kelamin atau setidaknya dipisahkan oleh tirai.

Hal ini disampaikan otoritas pendidikan Taliban dalam sebuah dokumen panjang yang dirilis pada Minggu.

Tetapi siswa perempuan juga harus mengenakan jubah panjang dan cadar, aturan ini lebih longgar dari kewajiban burqa yang lebih konservatif di bawah pemerintahan Taliban sebelumnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini