News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Tembak Mati Kakak Mantan Wapres Afghanistan, Jasadnya Dikabarkan Dilarang Dikubur

Penulis: garudea prabawati
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gerakan perlawanan Afghanistan dan pasukan pemberontak anti-Taliban ambil bagian dalam pelatihan militer di daerah Malimah di distrik Dara di provinsi Panjshir. Taliban mengatakan pada 6 September 2021 kantong perlawanan terakhir di Afghanistan, Lembah Panjshir, telah direbut sepenuhnya. Ahmad SAHEL ARMAN / AFP

“Ini adalah era media, dan akan ada foto dan video, dan kemudian orang-orang menontonnya. Islam dan Imarah Islam (Afghanistan) tidak mengizinkan wanita bermain kriket atau olahraga yang membuat mereka terekspos,” lanjutnya.

Pemerintahan Baru

Dalam file foto yang diambil pada 26 Agustus 1999 ini terlihat Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menerima Menteri Luar Negeri Afghanistan Mullah Mohammad Hassan Akhund (kanan) di Islamabad. Taliban mengumumkan Mullah Mohammad Hasan Akhund sebagai pemimpin pemerintahan baru mereka di Afghanistan pada 7 September 2021. (SAEED KHAN / AFP)

Kini Taliban mendeklarasikan sebuah pemerintahan baru.

Pejabat perdana menteri baru Afghanistan, dalam sebuah wawancara eksklusif pun meminta mantan pejabat yang melarikan diri untuk kembali ke negara itu.

Bahkan Taliban mengatakan akan menjamin keamanan dan keselamatan mereka yang melarikan diri, dikutip dari Aljazeera.

Perdana Menteri Afghanistan, Mullah Mohammad Hasan Akhund juga mengatakan bahwa pemerintah sementara akan menjamin keamanan diplomat, kedutaan besar, dan lembaga bantuan kemanusiaan.

Dirinya menekankan bahwa Taliban ingin membangun hubungan yang positif dan kuat dengan negara-negara di kawasan dan sekitarnya.

Baca juga: Taliban Akui Puluhan Juta Warga Afghanistan Mulai Kelaparan, Minta Bantuan Negara Lain

Akhund, rekan dekat dan penasihat politik mendiang Mullah Omar, pendiri Taliban dan pemimpin tertinggi pertamanya, mengatakan para pemimpin gerakan itu menghadapi tanggung jawab dan ujian besar terhadap rakyat Afghanistan.

“Kami telah menderita kerugian besar dalam uang dan nyawa untuk momen bersejarah ini dalam sejarah Afghanistan,” tambah Akhund.

“Tahap pertumpahan darah, pembunuhan, dan penghinaan terhadap orang-orang di Afghanistan telah berakhir, dan kami telah membayar mahal untuk ini.”

Baca juga: China Hormati Pemerintahan Baru Afghanistan Bentukan Taliban

Akhund juga menegaskan kembali janji amnesti Taliban (pengampunan massal) bagi siapa saja yang telah bekerja bersama Amerika Serikat dan pemerintah yang didukungnya setelah invasi 2001.

“Oleh karena itu, saya meyakinkan bangsa Islam, khususnya rakyat Afghanistan, bahwa kami menginginkan semua kebaikan, penyebab kesuksesan dan kesejahteraan, dan kami berusaha untuk membangun sistem Islam,” tambahnya.

Dirinya juga meminta semua orang untuk berpartisipasi bersama dengan Taliban dalam hal ini.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini