News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Parlemen Malaysia Dibuka Kembali, PM Ismail Sabri Menangkan Dukungan Oposisi

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto selebaran dari Departemen Informasi Malaysia ini diambil dan dirilis pada 13 September 2021 menunjukkan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob (kanan) dan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim (kedua dari kiri) menandatangani perjanjian di Kuala Lumpur.

TRIBUNNEWS.COM - Hampir satu bulan menjabat, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri telah memenangkan dukungan oposisi untuk menopang pemerintahannya.

Pencapaian itu diraih setelah perdana menteri menjanjikan serangkaian reformasi sebagai "imbalan" saat Parlemen dibuka kembali Senin (13/9/2021), Independent melaporkan.

PM Ismail Sabri kemudian menandatangani pakta kerja sama dengan blok oposisi utama yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim.

Pakta tersebut akan memberikan Ismail 88 dukungan dari anggota parlemen di blok Anwar, di samping 114 dukungan yang sudah didapatkannya.

Pemerintah dan aliansi Anwar mengatakan sebuah pernyataan bersama pada Minggu malam.

Mereka menyebut kerja sama bipartisan mereka akan memulihkan stabilitas politik untuk memerangi pandemi COVID-19 serta menghidupkan kembali perekonomian.

Keduanya mengatakan akan fokus pada penguatan pemerintahan dan reformasi parlemen.

Baca juga: Malaysia Lakukan Tes Swab Covid-19 Terhadap Orangutan Kalimantan

Baca juga: Update Corona Global Senin 13 September 2021: Kasus Aktif Malaysia Tertinggi ke-11, Indonesia ke-20

Foto selebaran dari Departemen Informasi Malaysia ini diambil dan dirilis pada 13 September 2021 menunjukkan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob (kanan) dan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim (kedua dari kiri) menandatangani perjanjian di Kuala Lumpur. (NAZRI RAPAAI / Malaysia's Department of Information / AFP)

Ismail Tawarkan Sejumlah Reformasi untuk Tarik Dukungan Oposisi

Pekan lalu, Ismail menawarkan sejumlah reformasi untuk menarik dukungan oposisi.

Reformasi itu di antaranya dibuatnya undang-undang baru untuk mencegah pembelotan partai dan membatasi masa jabatan perdana menteri hingga 10 tahun.

Ismail juga berjanji untuk segera menurunkan usia pemilih minimum dari 21 menjadi 18 tahun, memastikan kesepakatan bipartisan pada setiap RUU baru dan mendapatkan masukan oposisi pada pemulihan ekonomi negara.

Ia juga merencanakan agar peran pemimpin oposisi mendapat remunerasi dan hak yang sama sebagai menteri kabinet.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini