News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesepakatan Pemerintah Malaysia dengan Oposisi: Tak Ada Pembubaran Parlemen sebelum Akhir Juli 2022

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto selebaran dari Departemen Informasi Malaysia ini diambil dan dirilis pada 13 September 2021 menunjukkan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob (kanan) dan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim (kedua dari kiri) menandatangani perjanjian di Kuala Lumpur.

Pakta tersebut, yang pelaksanaannya akan dipantau oleh komite bipartisan, akan berlangsung hingga pembubaran parlemen saat ini.

Baca juga: Pelaku Perjalanan dari Arab Saudi dan Malaysia Paling Banyak Terkonfirmasi Covid-19 Saat Tiba di RI

Baca juga: Mantan PM Malaysia Najib Razak Ditawari Jabatan Penasihat Ekonomi, Upaya Ismail Pertahankan Dukungan

Reformasi lain yang disepakati yaitu memperkuat rencana Covid-19, merestrukturisasi komite parlemen, pendanaan yang setara untuk pemerintah dan anggota parlemen oposisi, keterlibatan oposisi dalam dewan pemulihan nasional, serta menurunkan usia pemilih minimum dari 21 menjadi 18 tahun.

Kementerian keuangan pada hari Selasa juga mengumumkan peningkatan pendanaan untuk pemerintah sebesar 45 miliar ringgit untuk penanganan pandemi.

Respons Raja atas Kerjasama Pemerintah dan Oposisi

Foto selebaran dari Departemen Informasi Malaysia ini diambil dan dirilis pada 13 September 2021 menunjukkan Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah memberi hormat saat Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob (kedua dari kiri) berdiri tegak selama upacara pembukaan sesi parlemen ke-14 di Kuala Lumpur (Zarith ZULKIFLI / Malaysia's Department of Information / AFP)

Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menyampaikan pidato pembukaannya di Parlemen pada hari Senin.

Ia memuji kerja sama bipartisan untuk membantu negara mengatasi krisis kesehatan dan ekonominya.

Raja mengatakan dia telah menerima banyak surat dari masyarakat, menguraikan perjuangan yang mereka hadapi dan permohonan mereka untuk perubahan.

"Kedewasaan seperti inilah yang didambakan masyarakat," katanya.

"Terlalu banyak yang terkena dampak pandemi, dan terlalu banyak yang kehilangan sumber pendapatan mereka."

Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Tingkat Mobilitas Masyarakat RI Lebih Rendah dari Malaysia dan Vietnam

Baca juga: Anggota Parlemen Malaysia Tanggapi Kabinet Baru PM Ismail Sabri: Lebih Mirip Reshuffle

Malaysia mencatat hampir dua juta kasus COVID-19.

Lebih dari 20.000 kematian dilaporkan meskipun negara telah di-lockdown sejak Juni yang dampaknya sangat merugikan perekonomian.

Raja menyerukan mengheningkan cipta untuk mengenang para korban virus corona.

Ia juga memperingatkan anggota parlemen untuk tidak mempertaruhkan masa depan negara untuk kepentingan politik mereka sendiri.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini