Kelompok hak asasi Filipina Karapatan mengatakan tanggapan pengadilan itu menegaskan kembali pandangan para korban dan keluarga mereka.
Baca juga: Siap Perang di Laut Cina Selatan, Presiden Duterte : Bukan Soal Ikan Tapi Tentang Harta Karun
Baca juga: Presiden Duterte Ancam Tembak Mati Pelanggar Aturan Lockdown di Filipina
"Duterte dan pengikutnya harus bertanggung jawab atas kejahatan ini," katanya setelah keputusan ICC.
Dalam pidato Juli lalu, Duterte mengecam pengadilan. Ia mengatakan akan melanjutkan perjuangannya melawan narkoba.
"Saya tidak pernah menyangkal (itu), dan ICC dapat mecatatnya: Mereka yang menghancurkan negara saya, saya akan membunuh Anda," katanya.
Filipina telah keluar dari keanggotaan ICC. Namun Filipina menjadi anggota antara Juli 2016-Maret 2019, periode yang dicakup oleh penyelidikan nantinya.
Para hakim mengatakan kejahatan yang dituduhkan tampaknya terus berlanjut setelah tanggal tersebut, tetapi pengadilan akan membatasi penyelidikan yang dicurigai terjadi ketika Filipina menjadi anggota.
Baca juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Presiden Duterte Lockdown Rakyat Filipina
Baca juga: Sering Kritik Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Stasiun TV dan Radio Ini Diberedel Pemerintah
Duterte mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2016 dengan satu isu memerangi kejahatan di Filipina.
Selama kampanyenya dan kemudian sebagai presiden, dia berulang kali mendesak polisi untuk “membunuh” tersangka narkoba.
Setelah menjabat pada 30 Juni 2016, ia segera meluncurkan Gerakan yang digambarkan oleh para pemimpin Katolik negara itu sebagai pemerintahan teror.
Data terbaru pemerintah yang dirilis pada Juni menunjukkan bahwa hingga akhir April 2021, polisi dan pasukan keamanan lainnya telah menewaskan sedikitnya 6.117 tersangka pengedar narkoba selama operasinya.
Tetapi angka pemerintah yang dikutip oleh PBB pada Juni 2020 sudah menunjukkan setidaknya 8.600 kematian.
Baca juga: Tepis Rumor Kesehatan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Muncul di Depan Umum, Sempat Absen 2 Pekan
Sebuah laporan polisi Filipina pada tahun 2017 juga menyebut 16.355 kasus pembunuhan yang sedang diselidiki sebagai pencapaian dalam perang narkoba. (Tribunnews.com/TST/Aljazeera/Hasanah Samhudi)