Retno menilai kebijakan vaksin seharusnya juga mempertimbangkan izin penggunaan darurat atau emergency use of listing (EUL) yang dikeluarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Sinovac sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari WHO pada awal Juni lalu.
Dalam pertemuan bilateral itu juga Retno selalu menyampaikan perkembangan situasi Covid-19 yang terus menunjukkan tren positif.
Baca juga: Sebaran Kasus Corona 25 September 2021: Jateng Tertinggi dengan 309 Kasus, Jakarta Urutan 4
Mulai dari percepatan pelaksanaan vaksinasi corona maupun aturan protokol kesehatan lainnya.
"Dan saya sampaikan positivity rate di Indonesia saat ini rata-rata di bawah 2 persen, di bawah standar WHO sebesar 5 persen, di mana sebelumnya sempat mencapai titik 31 persen," ujar dia.
Di kesempatan yang sama, Retno mengapresiasi bantuan 800 ribu dosis vaksin dari Amerika Serikat dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Indonesia juga sudah menerima 12,6 juta dosis vaksin dari Amerika.
"Dalam pertemuan tentunya saya sampaikan apresiasi terima kasih kepada Amerika atas dukungan tersebut. di dalam berbagai kesempatan saya juga menyampaikan apresiasi kita atas dukungan dose-sharing dari Belanda, Jepang, dan Prancis," imbuhnya.
Namun pada saat yang sama Indonesia juga menyampaikan keprihatinannya terkait masih terjadi ketimpangan, diskriminasi hingga politisasi dalam upaya penanganan pandemi secara global.
"Dan kita sepakat untuk mempersempit ketimpangan vaksin dan menghentikan diskriminasi serta politisasi vaksin," kata Retno.(tribun network/dod)