TRIBUNNEWS.COM, PERANCIS - Presiden Perancis Emmanuel Macron dilempar telur oleh seorang pria saat kunjungan ke pameran perdagangan makanan internasional di kota Lyon, Perancis pada Senin (28/9/2021) waktu setempat.
Insiden tersebut cukup viral di media sosial.
Saat itu Macron berjalan melewati kerumunan warga saat tiba-tiba sebuah telur memantul mengenai bahunya namun tidak pecah.
Sontak dua pengawal Macron langsung mendekat ke arah Presiden untuk melindungi bahunya.
Seorang pria pun dibawa pergi dari tempat kejadian oleh pengawal lainnya.
Baca juga: Biden dan Macron akan Bertemu Bulan Depan untuk Memperbaiki Hubungan AS dengan Prancis
Wartawan di tempat kejadian mendengar Macron berkata bahwa pelaku pelemparan bisa mengatakan sesuatu kepadanya.
"Jika dia memiliki sesuatu untuk dikatakan kepada saya, maka dia bisa datang," ujar Macron.
Belum ada rilis oleh pihak berwenang tentang identitas atau motivasi pria itu.
Sebelumnya Macron ditampar wajahnya oleh seorang pria saat dia menyapa publik di sebuah kota kecil di tenggara Prancis pada bulan Juli kemarin.
Macron, seperti para pendahulunya, senang menghabiskan waktu dalam pertemuan dengan anggota masyarakat.
Pernah Ditampar Warga
Ini bukan pertama kalinya Macron diserang warganya sendiri.
Beberapa waktu lalu dia ditampar oleh warganya Damien Tarel.
Tadinya Damien akan melemparkan telur ke arah Macron tapi tidak kesampaian sehingga dia menampar langsung sang presiden.
Tarel mengungkapkan ini saat disidang di Pengadilan Prancis, Kamis (10/6/2021) waktu setempat.
Pengadilan memvonisnya dengan hukuman penjara 18 bulan, 14 bulan ditangguhkan.
Damien Tarel (28), seorang penggemar sejarah abad pertengahan, telah ditahan.
Jaksa penuntut menyebut tindakan menampar Macron di depan umum sebagai tindakan kekerasan yang disengaja dan tidak dapat diterima sama sekali.
Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Ditampar Seorang Pria di Kerumunan
Tarel menyerang Macron ketika Presiden Prancis ini berjabat tangan dengan anggota masyarakat saat berjalan-jalan di wilayah Drome, Prancis.
Dalam persidangan, terungkap bahwa Tarel memang merencanakan untuk menyerang Macron.
Ia mengatakan telah berpikir untuk melemparkan telur atau krim atau tart ke presiden beberapa hari sebelum kunjungan Macron ke wilayah tersebut.
“Saya pikir penampilan Macron yang rapi mewakili pembusukan negara kita,” katanya kepada pengadilan, menurut BFM TV.
Namun ia mengaku tidak merencanakan untuk menamparnya. “Jika saya menantang Macron untuk berduel di siang hari, saya ragu dia akan membalas,” katanya.
Tarel didakwa menyerang pejabat publik, pelanggaran yang bisa membuatnya dihukum maksimum tiga tahun penjara dan denda 45.000 euro (sekitar Rp 770 juta).
Baca juga: Ditampar Pria Tak Dikenal di Muka Umum, Ini Reaksi Presiden Prancis Emmanuel Macron
Namun pengadilan hanya menjatuhkan penjara setengah dari hukuman maksimal, yaitu 18 bulan penjara. Tarel hanya dipenjara empat bulan, sementara 14 bulan lainnya ditangguhkan.
Macron telah mengabaikan serangan itu, menyebutnya sebagai peristiwa yang jarang terjadi.
Ia telah berjanji untuk terus bertemu para pemilih meskipun ada kekhawatiran akan keamanan pribadinya.
Ditanya tentang hal itu lagi selama wawancara pada hari Kamis dengan BFM TV, dia menyebutnya sebagai "tindakan bodoh, kekerasan" dan menyarankan itu adalah konsekuensi dari atmosfer beracun yang ditemukan di media sosial.
“Anda terbiasa dengan kebencian di media sosial yang menjadi normal,” katanya. “Dan kemudian ketika Anda bertatap muka dengan seseorang, Anda berpikir itu hal yang sama. Itu tidak bisa diterima.”
Baca juga: Pria yang Menampar Presiden Prancis Emmanuel Macron Pemilik Klub Penggemar Seni Bela Diri
Macro (43), yang peringkat pribadinya telah meningkat baru-baru ini, diperkirakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua tahun depan.
Jajak pendapat menunjukkan dia unggul tipis atas saingan utamanya, pemimpin sayap kanan Marine Le Pen.
Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com