News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Afghanistan Terancam Kembali ke Abad Kegelapan karena Taliban Tak Bayar Listrik

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat terlihat di landasan di bandara di Kabul pada 30 Agustus 2021, beberapa jam sebelum tenggat waktu AS untuk menyelesaikan penarikan hiruk pikuknya dari Afghanistan.

Afghanistan tidak memiliki jaringan listrik nasional dan Kabul hampir sepenuhnya bergantung pada pasokan impor dari Asia Tengah.

Penonton menyaksikan pertandingan uji coba kriket Twenty20 yang dimainkan antara dua tim Afghanistan 'Pembela Perdamaian' dan 'Pahlawan Perdamaian' di Stadion Kriket Internasional Kabul di Kabul pada 3 September 2021. (Aamir QURESHI / AFP)

Baca juga: Taliban Hancurkan Pangkalan ISIS-K dan Habisi Militan, Balasan atas Bom Masjid

Baca juga: Keamanan ala Taliban Buat Angka Kejahatan di Afghanistan Turun, Pencuri Diarak hingga Digantung

Kendati terancam mengalami pemadaman listrik, Taliban sejauh ini menolak mengizinkan DABS menggunakan $40 juta di rekeningnya untuk melunasi utang, kata Ahmadzai.

"Negara-negara tetangga sekarang memiliki hak untuk memutus aliran listrik kami, berdasarkan kontrak," ujarnya.

Afghanistan telah lama bermasalah dengan pasokan listrik yang naik-turun.

Pada Juni lalu, penduduk di Kabul mengeluhkan tagihan listrik terlalu tinggi, sementara jam layanan terbatas per hari.

Dengan Taliban sekarang memegang kendali, pasokan listrik untuk sementara meningkat.

Kelompok militan telah menghentikan serangannya terhadap jaringan listrik.

Vakumnya kegiatan industri dan pemerintah telah memengaruhi aliran pasokan listrik di perumahan.

Namun, jika pemasok Afghanistan memutus aliran listrik, negara itu bisa menghadapi krisis pada musim dingin, ungkap Noorzao.

Risiko pemutusan aliran listrik itu terkait dengan Tajikistan, di mana negara itu melindungi mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dan menolak pemerintahan Taliban.

Taliban akan Hukum Pria yang Cukur Jenggot

Anggota Taliban berkendara di penjara Pul-e-Charkhi di Kabul pada 16 September 2021. AFP/BULENT KILIC (AFP/BULENT KILIC)

Baca juga: Walau Ditakuti, Hukum Versi Taliban Dinilai Bebas Korup Tak Seperti Pemerintah yang Didukung AS

Baca juga: Qatar: Langkah Taliban soal Pendidikan bagi Anak Perempuan Sangat Mengecewakan

Pejabat lokal Taliban telah mengeluarkan larangan mencukur jenggot di Provinsi Helmand, Afghanistan selatan, media setempat melaporkan.

Direktur Informasi dan Budaya Taliban, Hafiz Rashed Helmand, mengatakan pada surat kabar harian lokal Etilaatroz, keputusan itu dibuat oleh polisi agama dalam pertemuan dengan pemilik tempat cukur di Helmand.

Sebuah surat resmi yang dikeluarkan oleh otoritas Taliban telah beredar di media sosial.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini