Pacquiao telah berjanji untuk berkampanye melawan kemiskinan dan korupsi.
Pacquiao adalah tokoh populer di negara asalnya tetapi untuk menjadi presiden butuh perjuangan berat.
Ia tertinggal dalam jajak pendapat yang secara konsisten diungguli oleh pasangan Sara Duterte - Carpio.
Tidak jelas faksi PDP-Laban mana yang akan diakui oleh komisi pemilihan negara itu untuk pemilihan 2022.
Anak diktator yang mencoba menyatukan kepemimpinan
Selain Pacquiao, pemilu tahun depan juga akan diwarnai oleh partisipasi calon presiden dari putra diktator Ferdinand Marcos.
Ia adalah Ferdinand Marcos Jr yang dikenal sebagai Bongbong.
Bongbong mengumumkan pencalonannya dalam sebuah unggahan video di Facebook.
Pria berusia 64 tahun itu, yang merupakan sekutu Presiden Rodrigo Duterte saat ini, berjanji untuk membawa "kepemimpinan yang bersatu" ke negara itu.
Bongbong adalah putra satu-satunya mantan presiden itu. Ia menghabiskan karirnya di dunia politik, dari menjabat sebagai senator dari 2010 hingga 2016. Ia pun kalah tipis dalam pencalonan wakil presiden pada 2016.
Ayahnya memerintah Filipina selama 20 tahun sampai dia digulingkan pada 1986.
Marcos Sr merebut kekuasaan diktator pada tahun 1972, setahun sebelum masa jabatan keduanya berakhir, dengan menempatkan Filipina di bawah darurat militer.
Marcos Sr mengunci kongres, memerintahkan penangkapan saingan politik dan memerintah dengan dekrit.