Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Terapi antibodi kombo kerja panjang eksperimental yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Inggris-Swedia AstraZeneca diklaim telah membantu mengurangi risiko penyakit virus corona (Covid-19) yang parah atau kematian.
Ini jika dibandingkan dengan plasebo yang diterima pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dengan gejala penyakit kategori ringan hingga sedang.
Pernyataan ini disampaikan perusahaan itu pada Senin waktu setempat.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (12/10/2021), terapi AZD7442 yang diberikan melalui suntikan, menggunakan campuran dua antibodi yang disebut tixagevimab (AZD8895) dan cilgavimab (AZD1061) serta dirancang untuk melindungi orang yang tidak memiliki respons imun cukup kuat terhadap vaksin.
Seperti yang disampaikan seorang Profesor Kedokteran Perawatan Intensif di University College London yang merupakan peneliti utama dari studi yang dikenal sebagai TACKLE, Hugh Montgomery.
Baca juga: Profesor Jepang: Terapi Koktail Antibodi Menghalangi Virus Berkembang Biak di dalam Tubuh
"Dengan berlanjutnya kasus infeksi Covid-19 yang serius di seluruh dunia, ada kebutuhan signifikan untuk terapi baru seperti AZD7442 yang dapat digunakan untuk melindungi populasi yang rentan terkena Covid-19 dan juga dapat membantu mencegah perkembangan penyakit dengan kategori parah," kata Montgomery.
Ilmuwan ini kemudian menyampaikan hasil positif menunjukkan bahwa dosis intramuskular yang nyaman dari AZD7442 dapat memainkan peran penting dalam membantu memerangi pandemi.
AstraZeneca, yang mengembangkan vaksin Covid-19 bersama dengan Universitas Oxford, mengatakan uji coba koktail ini melibatkan lebih dari 900 orang dewasa di 13 negara.
Nantinya, hasilnya akan diserahkan untuk dipublikasikan dalam jurnal medis yang ditinjau sejawat.
AstraZeneca juga telah meminta otorisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS untuk penggunaan darurat.