Liang mengatakan pada bulan Juli bahwa sementara kasus pertama yang dilaporkan terjadi di Wuhan pada 8 Desember, "penelitian kami dan makalah penelitian terkait sebelumnya dari para ilmuwan Tiongkok sepenuhnya memperkirakan 8 Desember mungkin bukan kasus utama. Mungkin ada kasus lain yang terjadi sebelumnya."
Baca juga: Soal Asal-usul Virus Corona, China Tolak Rencana WHO Kembali Selidiki Teori Kebocoran Lab Wuhan
Baca juga: Ilmuwan China Bantah Teori Covid-19 Berasal dari Kebocoran Institut Virologi Wuhan
Epidemiolog dari Universitas Columbia, Profesor Maureen Miller, mengatakan pengujian sampel tersebut akan berisi petunjuk penting.
Miller mendesak China untuk mengizinkan para ahli asing untuk mengamati prosesnya. "Tidak ada yang akan percaya hasil apa pun yang dilaporkan China kecuali setidaknya ada pengamat yang memenuhi syarat," katanya.
“Sampel bahkan mungkin menunjukkan siapa yang pertama kali terinfeksi, di mana, dan usia serta pekerjaan mereka,” tambah Miller.
Dr. William Schaffner, dari divisi penyakit menular Departemen Kedokteran Universitas Vanderbilt, mengatakan sampel tersebut memberi kesempatan untuk mengetahui dengan tepat kapan virus ini mulai menginfeksi manusia.
Schaffner menyarankan sampel dapat dibawa ke Jenewa, atau tujuan netral lainnya, untuk mengizinkan para ahli WHO untuk mengambil bagian dalam pengujian.
Baca juga: Beijing Dukung Petisi Usut Lab Fort Detrick AS dan Asal Muasal Virus Corona
Baca juga: China Usulkan Pandangan Sendiri Soal Asal-usul Covid-19, Bisa Saja Diimpor ke Wuhan. . .
Presiden AS Joe Biden telah memberi waktu 90 hari kepada tim intelijen AS untuk mencari tahu asal-usul Covid-19.
Namun laporan tim investigasi ini tidak dapat menentukan apakah virus ini menular dari hewan ke manusia atau akibat kebocoran laboratorium.
Presiden Joe Biden, saat menerima versi rahasia dari laporan tersebut, mengatakan bahwa informasi penting tentang asal-usul Covid-19 ada di China.
“Namun sejak awal, pejabat pemerintah di China mencegah penyelidik internasional dan anggota komunitas kesehatan global untuk mengaksesnya,” katanya.
Sebaliknya China bersikeras telah transparan dan membantu penyelidikan WHO.
Pernyataan terbaru tentang teori virus bocor dari laboratorium, China justru menuduh bahwa virus bocor dari laboratorium Fort Detrick, di Maryland, AS, and China ingin agar dilakukan pemeriksaan tentang hal ini. (Tribunnews.com/CNN/Hasanah Samhudi)