TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin terguling Myanmar Aung San Suu Kyi membantah tuduhan menghasut untuk menimbulkan kekhawatiran publik, dalam kesaksiannya pada pengadilan pertama Selasa (26/10/2021), sejak kudeta oleh militer Myanmar pada 1 Februari 2021.
Mengutip pengacara, BBC Burma dan Myanmar Now melaporkan bahwa Aung San Suu Kyi telah membantah hasutan sehubungan dengan partainya yang Februari lalu menerbitkan surat yang menyerukan organisasi internasional untuk tidak bekerja sama dengan junta.
“Aung San Suu Kyi mampu mempertahankan ketidakbersalahannya dengan sangat baik,” ujar seorang anggota tim pembelanya, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada media.
Dilansir dari Al Jazeera, pengacara menolak untuk mengungkapkan rincian lebih lanjut karena militer telah melarang tim hukumnya berbicara kepada media tentang persidangannya.
Sementara Channel News Asia mengutip Reutersyang tidak dapat memverifikasi laporan secara independen.
Baca juga: Pengacara Aung San Suu Kyi Dibungkam Junta Militer, Ucapannya Dinilai Bikin Gaduh
Baca juga: Khawatir Keselamatan Mereka, Aung San Suu Kyi Tak Akan Ajukan Saksi Pembela
Sebuah sumber yang mengetahui kasus tersebut mengatakan kepada AFP bahwa Aung San Suu Kyi "memberikan pernyataannya sendiri di pengadilan".
Sumber tersebut mengatakan, isi kesaksiannya pada hari Selasa tidak dapat diungkapkan sampai pengadilan mengesahkannya, yang diperkirakan akan keluar pada minggu depan.
Aung San Suu Kyi diadili pada bulan Juni, empat bulan setelah dia ditahan.
Ia menghadapi serangkaian dakwaan yang bisa membuatnya dipenjara selama beberapa dekade.
Media dilarang menghadiri persidangannya, dan media pemerintah Myanmar belum melaporkan perkembangan dalam berbagai kasus hukumnya.
Baca juga: Militer Myanmar Tak Akan Izinkan Utusan Khusus ASEAN Bertemu Aung San Suu Kyi
Baca juga: Perwakilan ASEAN untuk Atasi Krisis Myanmar Temui Junta, Minta Akses ke Aung San Suu Kyi
Satu-satunya sumber informasi publik tentang persidangan Aung San Suu Kyi, yaitu pengacaranya, Khin Maung Zaw, telah menerima perintah dari otoritas militer awal bulan ini agar tidak memberikan pernyataan.
Perintah itu datang setelah Khin Maung Zaw mengatakan bahwa Presiden Myanmar yang digulingkan Win Myint bersaksi di pengadilan.
Kesaksiannya adalah militer telah mencoba memaksanya untuk melepaskan kekuasaan beberapa jam sebelum kudeta 1 Februari.
Militer juga memperingatkannya bahwa dia dapat dirugikan secara serius jika dia menolak.