Di Palau, Whipps mengatakan perubahan iklim telah mengakibatkan pemutihan karang, kekeringan, panas yang ekstrem, dan periode yang lama ketika ubur-ubur tak bersengat yang terkenal di negara yang bergantung pada pariwisata itu menghilang.
Perubahan pola cuaca juga membawa badai hebat yang tidak mampu menahan rumah-rumah.
Seperti rekan-rekan mereka di Tuvalu, para pejabat di Palau khawatir tentang tenggelamnya pulau-pulau mereka, yang memiliki kepala suku mereka sendiri dan terkadang bahasa mereka sendiri.
"Jika pulau itu hilang, bagaimana Anda masih bisa menjadi kepala suku?" kata Whip.
"Pada akhirnya itulah yang kita bicarakan, kepunahan bahasa, budaya, dan kehidupan masyarakat, dan mengapa kami harus menerima ini."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar COP26