TRIBUNNEWS.COM - Kyle Rittenhouse dibebaskan dari semua tuduhan terkait penembakan di Kenosha, Jumat (19/11/2021).
Melansir Ap News, Rittenhouse (18) tersungkur ke meja pembela kemudian memeluk salah satu pengacaranya ketika mendengar petugas pengadilan melafalkan "tidak bersalah" lima kali.
"Ia ingin melanjutkan hidupnya," kata pengacara pembela, Mark Richards.
Richards menambahkan Kyle Rittenhouse merasa sangat bersyukur atas sikap para juri.
"Ia berharap semua ini tidak pernah terjadi. Tetapi, seperti yang ia katakan ketika bersaksi, ia tidak memulai ini," ungkap Richards.
Baca juga: Penembakan Fatal di Kenosha, Kyle Rittenhouse Gunakan Stimulus Covid-19 untuk Beli AR-15
Baca juga: Presiden AS Donald Trump Membela Tersangka Penembakan Kenosha
Rittenhouse juga didakwa dengan kepemilikan senjata berbahaya oleh seseorang di bawah 18 tahun, pelanggaran ringan yang membawa sembilan bulan di balik jeruji besi dan tampaknya akan mengarah pada hukuman.
Tetapi hakim membuang tuduhan itu sebelum musyawarah setelah pembela berpendapat bahwa hukum Wisconsin tidak berlaku untuk senapan laras panjang yang digunakan oleh Rittenhouse.
Baca juga: Gubernur Wisconsin Minta Trump Pertimbangkan Kunjungan ke Kenosha
Tanggapan soal putusan Kyle Rittenhouse
Putusan Kyle Rittenhouse disambut dengan kemarahan dan kekecewaan dari mereka yang melihatnya sebagai seorang yang main hakim sendiri.
Sementara, Pendeta Jesse Jackson, pemimpin hak-hak sipil lama, mengatakan putusan itu meragukan keselamatan orang-orang yang memprotes untuk mendukung orang kulit hitam Amerika.
Rittenhouse didakwa dengan pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan tindakan sembrono yang membahayakan karena membunuh dua pria, dan melukai yang ketiga dengan senapan semi-otomatis gaya AR pada musim panas 2020, selama malam penuh gejolak protes atas penembakan seorang pria kulit hitam, Jacob Blake, oleh petugas polisi Kenosha kulit putih.
Kyle Rittenhouse mengatakan bahwa dia pergi ke Kenosha untuk melindungi properti dari perusuh tetapi ia diserang dan diancam.
Ia berkulit putih, seperti juga orang-orang yang Kyle Rittenhouse tembak.
Baca juga: Donald Trump Komentari Peristiwa Penembakan Terhadap Jacob Blake, Pemicu Kerusuhan di Kenosha
Rusuh di Amerika
Pertumpahan darah di Kenosha terjadi sselama musim panas tahun kemarin.
Protes terkadang disertai kekerasan yang dipicu oleh pembunuhan George Floyd di Minneapolis dan kasus-kasus lain yang melibatkan penggunaan kekuatan polisi terhadap orang kulit hitam.
Rittenhouse pergi ke Kenosha dari rumahnya di dekat Antiokhia, Illinois.
Ia bergabung dengan warga sipil bersenjata lainnya di jalan-jalan, membawa senjata yang menurut otoritas dibeli secara ilegal untuknya karena masih di bawah umur.
Video pengamat dan drone menangkap sebagian besar rangkaian peristiwa yang terjadi setelahnya.
Rittenhouse diketahui membunuh Joseph Rosenbaum (36) kemudian menembak mati pengunjuk rasa Anthony Huber (26), dan melukai demonstran Gaige Grosskreutz.
Putusan tidak bersalah tampaknya didasarkan pada definisi pembelaan diri dalam undang-undang negara bagian Wisconsin dan interpretasi juri atas video insiden tersebut, kata Gene Rossi, mantan jaksa federal yang telah menonton persidangan.
Ketergantungan pembela pada analisis detik demi detik dari video dan kesaksian Rittenhouse sendiri terbukti penting dalam memenangkan pembebasannya, kata Rossi kepada Al Jazeera.
Berita lain terkait Penembakan Kenosha
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)