News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PM Ukraina Menuduh Rusia Berada di Balik Upaya Kudeta Terhadap Pemerintah

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal

Shmygal juga mengatakan pemecatan minggu ini terhadap Oleksandr Rusnak, kepala departemen kontra-intelijen Layanan Keamanan Ukraina (SBU), tidak terkait.

Baca juga: Ukraina Perintahkan Pelancong dari Negara yang Deteksi Omicron Lakukan Karantina Mandiri 14 Hari

Baca juga: Rusia Klaim Berhasil Uji Coba Rudal Hipersonik Zirkon Lagi, Mampu Hindari Pertahanan Udara Musuh

Dia mengatakan aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan UE adalah salah satu alasan utama untuk apa yang dia katakan adalah agresi Rusia, serangan hibrida, pembangunan militer di perbatasannya dan pencaplokan Krimea oleh Moskow pada 2014.

Ukraina juga telah memerangi pemberontakan pro-Rusia di timur negara itu sejak 2014.

Ukraina menggulingkan presiden yang didukung Rusia pada Februari 2014 dalam pemberontakan pro-Eropa.

Bersama dengan Moldova dan Georgia, mereka mengharapkan janji hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa pada pertemuan puncak khusus "Kemitraan Timur" bulan depan.

Menurut Shmygal, Uni Eropa dan para pemimpin Barat lainnya terlibat dalam tarik-menarik geopolitik dengan Rusia untuk mendapatkan pengaruh di Ukraina dan dua republik bekas Soviet lainnya, Moldova dan Georgia.

Baca juga: Tentara Wanita akan Baris Pakai High Heels, Kementerian Pertahanan Ukraina Dikecam

Mereka melakukannya  melalui pengaturan perdagangan, kerja sama dan perlindungan. “Ukraina juga mencari lebih banyak dukungan militer dari Amerika Serikat,” kata Shmygal.

"Ini adalah salah satu alasan utama serangan hibrida dari pihak Rusia, karena kami sangat ingin diintegrasikan ke Eropa, memiliki standar hidup Eropa, negara-negara beradab," katanya.

“Itulah sebabnya kami memiliki semua serangan hibrida, serangan dunia maya, serangan militer fisik, wilayah pendudukan, disinformasi untuk menghambat aspirasi Eropa Ukraina.,” katanya. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini