TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan orang-orang dalam kelompok berisiko tinggi tertular Covid-19 untuk menunda perjalanannya ke daerah rawan penyebaran Covid-19.
Di antaranya kelompok yang tidak divaksinasi, mereka yang berusia di atas 60 tahun dan mereka yang memiliki penyakit penyerta.
Hal ini merupakan imbas dari temuan varian baru Covid-19, Omicron yang tengah menjadi sorotan di sejumlah negara.
"Orang yang tidak sehat, atau yang belum sepenuhnya divaksinasi atau tidak memiliki bukti infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya dan berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah dan meninggal."
"Termasuk orang berusia 60 tahun atau lebih atau mereka yang memiliki penyakit penyerta yang menghadirkan peningkatan risiko Covid-19 yang parah (misalnya penyakit jantung, kanker, dan diabetes)."
"Harus disarankan untuk menunda perjalanan ke daerah-daerah dengan penularan komunitas," saran WHO, dikutip dari CNN.
WHO juga merekomendasikan agar negara-negara menggunakan pendekatan mitigasi risiko berlapis untuk mengurangi penyebaran.
Pendekatan tersebut mencakup screening ketat terhadap penumpang, pengujian Covid-19, dan karantina.
"Larangan perjalanan tidak akan mencegah penyebaran internasional, dan mereka menempatkan beban berat pada kehidupan dan mata pencaharian," kata WHO.
WHO juga menambahkan bahwa larangan perjalanan dapat 'menghambat' negara untuk melaporkan kasus varian ketika muncul.
Baca juga: Pengobatan Covid-19 pada Varian Omicron Masih Efektif, Yang Bergejala Ringan Cukup Isolasi Mandiri
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, WHO telah menyebut varian Omicron sebagai variant of concers (VoC), dengan kode B.1.1.529.
Saat ini, WHO sedang berkoordinasi dengan peneliti di seluruh dunia untuk lebih memahami Omicron.
WHO tengah melakukan riset tentang penilaian penularan, tingkat keparahan infeksi (termasuk gejala), kinerja vaksin, tes diagnostik, dan efektivitas pengobatan.
Berikut fakta-fakta varian Omicron menurut analisis WHO yang dikutip dari who.int.