TRIBUNNEWS.COM - Inggris melaporkan kasus Covid-19 harian tertinggi sejak pandemi dimulai, yang dikonfirmasi pada Rabu (15/12/2021).
Ada 78.610 kasus baru, di mana tambahan itu disebut 16 persen lebih tinggi dari rekor sebelumnya yang terjadi pada Januari.
Profesor Chris Whitty menggambarkan situasi saat ini sebagai dua epidemi menjadi satu, dengan varian Omicron yang meningkat pesat dan varian Delta yang masih menyebar di Inggris.
Dikutip dari Associated Press, Omicron sudah menyumbang sebagian besar kasus di London.
Pejabat kesehatan masyarakat memperkirakan, Omicron akan menjadi varian dominan di Inggris dalam beberapa hari.
Baca juga: Inggris Hapus Semua Negara dari Daftar Merah Perjalanan Covid-19, Sebut Kurang Efektif
Baca juga: Ketegangan Rusia-Ukraina Berlanjut, PM Inggris Boris Johnson Peringatkan Vladimir Putin
Adapun para ilmuwan saat ini masih mempelajari risiko yang ditimbulkan oleh Omicron yang sangat menular, kata Witty.
Meski demikian, Witty memperingatkan masyarakat harus bersiap untuk angka yang terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang.
"Ada beberapa hal yang tidak kami ketahui," kata Witty.
"Tapi semua hal yang kita tahu itu buruk, yang utama adalah kecepatan pergerakannya. Ini bergerak dengan kecepatan yang benar-benar fenomenal," jelasnya.
Komentar itu muncul pada hari ketika pemerintah Inggris menerapkan aturan baru yang memerintahkan pemakaian masker di sebagian besar ruang publik, dan kewajiban menunjukkan sertifikat vaksin atau hasil tes Covid-19.
Inggris juga mempercepat program vaksinasi nasionalnya, dengan tujuan menawarkan dosis booster untuk setiap orang dewasa pada akhir Desember.
Pemerintah mengatakan dalam beberapa hari akan membuka pusat vaksinasi massal baru di stadion olahraga di seluruh negeri, termasuk Wembley, stadion sepak bola nasional berkapasitas 90.000 kursi di London.
Di samping itu, Witty menyarankan orang-orang untuk membatasi kontak sosial mereka, dengan memprioritaskan hal yang paling penting.
"Saya khawatir akan ada peningkatan jumlah pasien Omicron yang masuk ke Layanan Kesehatan Nasional (NHS), pergi ke rumah sakit, pergi ke perawatan intensif, dan rasio pastinya kita belum tahu, tetapi akan ada jumlah yang substansial," katanya.