"Pulau Siargao, Surigao, dan Dinagat semuanya mengalami nasib yang sama, kami meminta bantuan," lanjutnya.
Lebih dari 18.000 personel militer, polisi, penjaga pantai dan pemadam kebakaran akan bergabung dalam upaya pencarian dan penyelamatan di daerah yang terkena dampak paling parah, kata Timbal.
Sebagai informasi, Rai adalah topan yang menerjang pulau wisata populer Siargao dengan kecepatan angin maksimum 195 kilometer per jam.
Kecepatan anginnya berkurang menjadi 150 kilometer per jam saat meluncur di seluruh negeri.
Topan Rai menyebabkan hujan deras yang membanjiri desa-desa, menumbangkan pohon dan menghancurkan struktur kayu.
"Ini memang salah satu badai paling kuat yang melanda Filipina pada bulan Desember dalam dekade terakhir," kata Alberto Bocanegra, kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Filipina.
Baca juga: Rodrigo Duterte Mundur dari Pemilihan Senat Filipina
"Informasi yang kami terima dan gambar yang kami terima sangat mengkhawatirkan," lanjutnya.
Setelah menerjang Pulau Palawan, Topan Rai muncul di atas Laut Cina Selatan pada hari Sabtu dan menuju ke Vietnam, kata peramal cuaca negara.
Topan Rai melanda Filipina di akhir musim topan, yang kebanyakan siklon biasanya berkembang antara Juli dan Oktober.
Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa topan menjadi lebih kuat dan menguat lebih cepat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim yang didorong oleh ulah manusia.
Filipina merupakan salah satu negara paling rentan di dunia terhadap dampak perubahan iklim.
Filipina dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, yang biasanya menggagalkan panen, merusak rumah dan infrastruktur di daerah.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)