Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Maskapai penerbangan komersial di seluruh dunia telah membatalkan lebih dari 4.300 penerbangan selama akhir pekan perayaan Natal, karena meningkatnya gelombang infeksi virus corona (Covid-19) yang didorong oleh varian baru Omicron.
Kemunculan varian ini memang menciptakan ketidakpastian dan kesengsaraan yang lebih besar lagi bagi para pelancong liburan.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (25/12/2021), maskapai penerbangan secara global membatalkan setidaknya 2.366 penerbangan pada Jumat lalu yang jatuh pada Malam Natal.
Padahal biasanya Malam Natal merupakan hari yang berat untuk perjalanan udara.
Sedangkan nyaris 9.000 penerbangan lainnya harus mengalami penundaan.
Baca juga: 4.500 Penerbangan Batal dan 10.000 Ditunda selama Akhir Pekan Natal, Buntut Lonjakan Covid-19
Ini jika dilihat dari penghitungan berjalan di situs pelacakan penerbangan FlightAware.com.
Situs web menunjukkan bahwa 1.616 penerbangan pada Hari Natal dibatalkan di seluruh dunia, bersamaan dengan 365 lainnya yang telah dijadwalkan pada hari Minggu besok.
Data FlightAware menunjukkan bahwa lalu lintas udara komersial di Amerika Serikat (AS) 'ke dalam atau luar negeri' menyumbang lebih dari seperempat dari semua penerbangan yang dibatalkan selama akhir pekan.
Di antara sederet maskapai AS pertama yang melaporkan gelombang pembatalan liburan akhir pekan ini terdapat United Airlines dan Delta Air Lines.
Dua maskapai ini membatalkan hampir 280 penerbangan gabungan pada hari Jumat saja, dengan alasan kekurangan personel di tengah lonjakan infeksi Covid-19.
Perlu diketahui, kasus infeksi Covid-19 telah melonjak di AS dalam beberapa hari terakhir karena menyebarnya varian Omicron yang sangat menular.
Baca juga: Di Tengah Ancaman Omicron, Masih Ada 28 Penerbangan Per Hari dari Luar Negeri
Omicron kali pertama diidentifikasi di Afrika Selatan pada awal November lalu dan kini menyumbang hampir tiga perempat dari kasus AS dan 90 persen di beberapa daerah di negara itu.
Jumlah rata-rata kasus baru Covid-19 di AS bahkan telah meningkat 45 persen menjadi 179.000 per hari selama seminggu terakhir.