"Ia adalah manusia yang luar biasa. Seorang pemikir. Seorang pemimpin. Seorang gembala."
Mantan presiden AS Barack Obama menggambarkannya sebagai seorang mentor dan "kompas moral".
Dikenal sebagai The Arch
Dikenal sayang sebagai The Arch, Tutu langsung dikenali, dengan jubah pendeta ungu, sikap ceria dan senyum hampir konstan.
Ia tidak takut untuk menunjukkan emosinya di depan umum, termasuk tertawa dan menari pada upacara pembukaan Piala Dunia sepak bola di Afrika Selatan pada tahun 2010.
Ia sangat kritis terhadap pemerintah Kongres Nasional Afrika (ANC) di era pasca-apartheid.
Ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1960, Tutu kemudian melayani sebagai uskup Lesotho dari tahun 1976-78, asisten uskup Johannesburg dan rektor sebuah paroki di Soweto.
Ia menjadi Uskup Johannesburg pada tahun 1985, dan diangkat sebagai Uskup Agung kulit hitam pertama di Cape Town pada tahun berikutnya.
Desmond Tutu menggunakan perannya yang terkenal untuk berbicara menentang penindasan orang kulit hitam di negara asalnya, selalu mengatakan motifnya adalah agama dan bukan politik.
Ia juga dipuji karena menciptakan istilah Bangsa Pelangi untuk menggambarkan campuran etnis Afrika Selatan pasca-apartheid, tetapi di tahun-tahun terakhirnya ia menyatakan penyesalan bahwa negara itu tidak bersatu seperti yang ia impikan.
Berita lain terkait Desmond Tutu
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)