Fox News melaporkan, kerumunan orang menyerukan pengusiran sisa pasukan AS dari Irak selama demo tersebut.
Diketahui, serangan dari AS pada Januari 2020 silam menewaskan Jenderal Qassem Soleimani, yang merupakan kepala Pasukan Quds elit Iran, dan Abu Mahdi al-Muhandis seorang komandan politik dan militer Irak-Iran.
"Kami tidak akan membiarkan Anda tinggal setelah hari ini di tanah para martir," bunyi tulisan di beberapa poster.
Bendera Amerika dan Israel berserakan di tanah, dengan orang-orang menginjak-injaknya.
Pembunuhan Soleimani dan al-Muhandis di Bandara Baghdad mendorong Iran dan Amerika Serikat mendekati konflik habis-habisan dan memicu kemarahan di Irak.
Buntutnya pemerintah setempat mengusir seluruh pasukan asing dari Irak.
Baca juga: Amerika Serikat Kirim 3,3 Juta Vaksin Pfizer untuk Indonesia
Baca juga: Putri Abu Mahdi Al Muhandis Ungkap Kiprah Jenderal Qassem Soleimani dan Ayahnya
Koalisi pimpinan AS secara resmi mengakhiri misi tempurnya mendukung pasukan Irak dalam perang yang sedang berlangsung melawan kelompok Negara Islam pada akhir Desember.
Namun, sekitar 2.500 tentara akan tetap tinggal untuk terus mendukung pasukan Irak dalam peran penasehat.
Beberapa pemimpin milisi bersikeras mengusir sisa-sisa pasukan AS.
"Kami tidak akan menerima apa pun selain penarikan penuh sebagai balas dendam atas darah para martir kami," kata Hadi al-Ameri, kepala koalisi yang berpihak pada Iran.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)