16 Oktober 2003 – Pada KTT Islam 57 di Malaysia, Mahathir mengklaim dalam pidatonya bahwa orang-orang Yahudi "memerintah dunia dengan perantaraan. Mereka membuat orang lain berjuang dan mati untuk mereka."
31 Oktober 2003 – Mahathir pensiun dan menyerahkan kepemimpinan kepada wakilnya, Abdullah Ahmad Badawi.
September 2007 – Menjalani operasi bypass jantung setelah mengalami dua kali serangan jantung dalam waktu 10 bulan.
16 Mei 2008 – Pemerintah Malaysia mengumumkan telah memulai penyelidikan korupsi oleh pemerintahan Mahathir pada 1980-an dan 1990-an.
19 Mei 2008 – Mahathir mengundurkan diri dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu, partai yang berkuasa di Malaysia.
1 Desember 2013 – Mengundurkan diri sebagai penasihat perusahaan minyak dan gas Petronas, karena sakit.
30 Maret 2016 – Mengundurkan diri sebagai ketua dewan dari produsen mobil Malaysia Proton Holdings setelah menjabat lebih dari dua tahun.
Proton adalah produsen mobil terkemuka di Malaysia dan didirikan oleh Mahathir pada tahun 1983 sebagai satu-satunya perusahaan mobil Nasional.
Januari 2018 – Mahathir ditunjuk sebagai calon perdana menteri.
Dia mengatakan negara itu sedang dihambat oleh Perdana Menteri Najib Razak dan bahwa partai-partai oposisi membutuhkannya karena mereka "belum bisa mendapatkan suara Melayu pedesaan."
9 Mei 2018 – Koalisi Mahathir memenangkan 121 kursi di parlemen negara itu, cukup untuk membentuk mayoritas sederhana dan mengambil kendali DPR.
Jumlah pemilih lebih dari 76% menurut Komisi Pemilihan Malaysia.
10 Mei 2018 – Dilantik sebagai perdana menteri oleh penguasa konstitusional Malaysia, Raja Muhammad V.
24 Februari 2020 – Kantor Mahathir mengumumkan pengajuan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri Malaysia.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)