TRIBUNNEWS.COM - Gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai meletus pada Sabtu (15/1/2022) di dekat negara Pasifik Selatan Tonga.
Letusan tersebut memicu peringatan di seluruh Pasifik dan menyebabkan gelombang kuat hingga ke California, Amerika Serikat.
Letusan gunung berapi itu mengeluarkan gumpalan gas dan abu ribuan kaki ke atmosfer.
Gelombang tsunami setinggi empat kaki diamati menghantam di Ibu Kota Tonga dan Ibu Kota Samoa Amerika, menyusul letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada pukul 04.10 GMT.
Belum ada laporan resmi tentang tingkat cedera atau kerusakan, karena layanan internet di negara itu terganggu.
Baca juga: Letusan Gunung Berapi Hunga Tonga-Hunga Haapai Salah Satu yang Terbesar Dalam 30 Tahun Terakhir
Dampak di Beberapa Negara
Terlepas dari isolasi geografis Tonga, suara ledakan setelah letusan awal terdengar hingga Selandia Baru, 1.100 mil timur laut pulau utama kepulauan Tongatapu.
Menurut laporan New York Times, di Amerika Serikat, para pejabat mendesak penduduk daerah pesisir di sebagian besar Pantai Barat, Alaska, dan Hawaii untuk menjauh dari garis pantai dan pindah ke tempat yang lebih tinggi.
Gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, terletak sekitar 40 mil sebelah utara Tongatapu, relatif tidak aktif selama beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan Program Vulkanisme Global Smithsonian Institution, gunung tersebut sempat meletus pada Desember 2021, namun pada 3 Januari 2022 aktivitasnya menurun secara signifikan.
California
Pengamatan citra satelit Institut Nasional Penelitian Air dan Atmosfer Selandia Baru, menunjukkan adanya "lonjakan singkat dalam tekanan udara saat gelombang kejut atmosfer berdenyut di seluruh Selandia Baru", Sabtu (15/1/2022).
Masyarakat di California dan negara bagian barat dari Amerika Serikat dalam keadaan siaga pada hari Sabtu.
Laporan awal menunjukkan, letusan tersebut menyebabkan gelombang air yang kuat yang membanjiri pelabuhan dan daerah dataran rendah California.