TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang juga calon wakil presiden, Sara Duterte-Carpio mengatakan dia akan mendorong wajib militer bagi kaum muda jika terpilih dalam pemilihan presiden Filipina 2022.
Dilansir dari The Straits Times, Sara Duterte-Carpio, yang merupakan seorang tentara cadangan, mengatakan dia berencana untuk menggunakan kantor wakil presiden untuk mendesak Kongres meloloskan undang-undang wajib militer. UU ini mirip dengan kebijakan di Korea Selatan dan Israel.
Wali Kota Davao City ini menginginkan wajib militer bagi semua warga negara yang mencapai usia 18 tahun, dan itu harus mencakup pelatihan kesiapsiagaan bencana.
“Seharusnya semua kita berusia 18 tahun, ketika Anda mencapai usia 18 tahun, Anda akan diberikan subsidi Anda akan diminta untuk melayani negara kita di Angkatan Bersenjata Filipina kami,” ujar Sara Duterte-Carpio, yang berbicara sebagian dalam bahasa Filipina, seperti dilansir dari philstar.com.
Pernyataan ini dianggap sebagai penanda Sara Duterte-Caprio akan terus mengadvokasi kebijakan yang ayahnya perjuangkan untuk diterapkan sebagai presiden.
Baca juga: Putri Presiden Duterte Jadi Cawapres Putra Marcos, Bakal Jadi Tim Kuat dan Diunggulkan
Baca juga: Putri Presiden Filipina Duterte Mundur dari Pemilihan Wali Kota Davao
Pada 2018, presiden menandatangani resolusi bersama Kongres untuk meningkatkan gaji militer, polisi, dan personel berseragam lainnya.
Berdasarkan resolusi itu, seorang prajurit, petugas pemadam kebakaran atau penjara, petugas polisi dan pelaut magang atau pelaut kelas tiga akan menerima gaji pokok bulanan sebesar P29.668 mulai 1 Januari 2018.
Rencana Sara Duterte-Caprio ini menimbulkan tanggapan di sejumlah media sosial.
Sejumlah tanggapan itu menyebutkan dugaan bahwa Duterte-Carpio telah menonton drama Korea Selatan yang sangat populer di Filipina, yang menampilkan protagonis muda yang mendaftar masuk militer.
Kandidat wakil presiden lainnya, mantan anggota Kongres Walden Bello, malah lebih kritis.
Baca juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Mundur dari Dunia Politik, Buka Jalan bagi Putrinya Maju Pilpres
Baca juga: 6.200 Orang Tewas dalam Kebijakan Anti-Narkoba di Filipina, Presiden Duterte Menolak Minta Maaf
"Layanan publik, kesiapsiagaan bencana, kesejahteraan sosial - tidak ada yang membutuhkan dinas militer. Mereka membutuhkan yang sebaliknya: demiliterisasi," katanya dalam sebuah tweet.
Selama bertahun-tahun, Presiden Duterte telah mendorong untuk meminta diadakan pelatihan militer.
Tetapi rencana tersebut tidak mendapatkan tanggapan masyarakat meskipun mendapat dukungan luas di antara anggota parlemen.
Sara Duterte-Caprio, dan pasangannya calon presiden Ferdinand Marcos Jr menanggapi pertanyaan anggota dewan Sangguniang Kabataan tentang bagaimana mereka memanfaatkan kantornya untuk pemuda dalam pembangunan bangsa dan program agar mereka terlibat ke tingkat nasional.
Calon presiden Marcos Jr mengatakan akan fokus pada penciptaan lapangan kerja bagi kaum muda sehingga mereka dapat mengambil bagian dalam pemulihan ekonomi, terutama di tengah pandemi. (Tribunnews.com/TST/philstar.com/Hasanah Samhudi)