China juga telah menangguhkan banyak penerbangan AS oleh maskapai China setelah penumpang kemudian dinyatakan positif.
Departemen itu mengatakan siap untuk meninjau kembali tindakannya jika China merevisi kebijakannya untuk membawa situasi yang lebih baik yang diperlukan bagi operator AS.
Ia memperingatkan bahwa jika China membatalkan lebih banyak penerbangan, "kami berhak untuk mengambil tindakan tambahan."
Baca juga: Tsunami Tonga: Penerbangan Bantuan Australia Terpaksa Putar Balik karena Temuan Covid-19
Baca juga: Maskapai AS: Layanan 5G di Bandara Berdampak Kecil Pada Operasional Penerbangan
Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) mengatakan pada bulan September lalu, China telah menutup semua perbatasannya untuk pelancong, memotong total penerbangan internasional menjadi hanya 200 per minggu, atau 2 persen dari tingkat pra-pandemi.
Jumlah penerbangan AS yang dibatalkan telah melonjak sejak Desember, karena infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron yang sangat menular dari virus corona melonjak ke rekor tertinggi di Amerika Serikat.
Beijing dan Washington telah berdebat tentang layanan udara sejak awal pandemi.
Pada bulan Agustus, Departemen Transportasi AS membatasi empat penerbangan dari maskapai China hingga 40 persen kapasitas penumpang selama empat minggu setelah Beijing memberlakukan batasan yang sama pada empat penerbangan United Airlines.
Sebelum pembatalan baru-baru ini, tiga maskapai AS dan empat maskapai China mengoperasikan sekitar 20 penerbangan seminggu antar negara, jauh di bawah angka lebih dari 100 per minggu sebelum pandemi.
(Tribunnews.com/Yurika)