News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Merck dan PBB Akan Produksi Pil Antivirus Covid-19 di Beberapa Negara Miskin

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Merck telah membuat kesepakatan dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk membuat obat generik di negara miskin dan memproduksi versi yang lebih murah dari pil antivirus Covid-19 Molnupiravir.

Dalam kesepakatan Merck dengan MPP, perusahaan mitra yang akan membuat seluruh obat.

Di sisi lain, distribusi Molnupiravir disebut akan menghadapi sejumlah rintangan, termasuk bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyetujui obat tersebut.

Baca juga: Jakarta Kembali Jadi Penyumbang Tertinggi Kasus Harian Covid-19 di Indonesia, Disusul Jabar & Banten

Ini tentu akan menghalangi ketersediaan Molnupiravir di banyak negara miskin tanpa badan pengatur independen.

Banyak negara yang memiliki badan semacam itu sejauh ini menolak untuk menyetujui Molnupiravir juga, dengan alasan kurangnya kepercayaan pada efektivitasnya dalam mengobati Covid-19.

Pada awal bulan ini, Direktur Jenderal Dewan Riset Medis India (ICMR) Balram Bhargava mengatakan obat itu 'memiliki masalah keamanan utama' yang membuat Kementerian Kesehatan India tidak memasukkannya dalam protokol klinis Covid-19 nasionalnya.

"AS telah menyetujuinya hanya berdasarkan 1.433 pasien dengan pengurangan 3 persen pada penyakit gejala sedang, bila diberikan dalam kasus ringan. Namun, kita harus ingat bahwa obat ini memiliki masalah keamanan utama karena dapat menyebabkan teratogenisitas, mutagenisitas, dan juga dapat menyebabkan kerusakan tulang rawan dan juga dapat merusak otot," kata Bhargava.

Ia kembali mengingatkan bahwa hal terpenting lainnya adalah jika obat ini diberikan kepada pasien pria maupun wanita dewasa, maka mereka harus menggunakan alat kontrasepsi selama 3 bulan.

"Karena anak yang dikandung selama periode itu mungkin akan memiliki masalah dengan pengaruh teratogenik," jelas Bhargava.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini