News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ancaman Invasi di Depan Mata, Ukraina Imbau Atletnya di Olimpiade Tak Bicara dengan Atlet Rusia

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Ukraina berjaga-jaga di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia, tidak jauh dari kota Avdiivka, wilayah Donetsk, pada 10 Desember 2021. (Photo by Anatolii STEPANOV / AFP)

Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Anna Malyar, menyebut pelukan atletnya dengan atlet Rusia sebagai "perilaku ceroboh".

Ia juga menilai, hal itu bisa jadi cara intelijen Rusia menyusup ke militer Ukraina.

Awal Mula Konflik Rusia-Ukraina

Ukraina merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia selama berabad-abad sebelum menjadi Republik Uni Soviet dan merdeka saat Uni Soviet bubar pada 1991.

Dilansir Al Jazeera, sejak saat itu Ukraina menjalin hubungan dekat dengan Barat dan melepaskan warisan Kekaisaran Rusia. 

Pada 2014, terjadi kerusuhan besar yang disebut Revolution of Dignity di Ukraina karena mantan Presiden Viktor Fedorovych menolak perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa demi hubungan yang lebih dekat dengan Moskow.

Ini menyebabkan protes besar-besaran untuk menggulingkan Fedorovych dari jabatannya.

Poster Presiden Rusia Vladimir Putin dijadikan latihan sasaran di sepanjang parit di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat desa Zolote, di wilayah Lugansk, pada Jumat (21/1/2022). Inggris menuduh Moskow mendekati mantan politisi dan akan menempatkan pemimpin pro-Rusia di Ukraina. (AFP)

Baca juga: AS, NATO Kirim Tanggapan Tertulis Atas Tuntutan Keamanan Rusia

Baca juga: Berita Foto : AS Kirim Bantuan Militer ke Ukraina

Menanggapi hal ini, Rusia kemudian mencaplok Semenanjung Krimea di Ukraina dan mendukung kelompok pemberontak separatis di timur Ukraina.

Ukraina dan Barat menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjata untuk mendukung pemberontak, namun Moskow berdalih warga Rusia yang bergabung dengan separatis adalah simpatisan.

Menurut Kyiv, lebih dari 14.000 orang tewas dalam pertempuran yang menghancurkan Donbas, jantung industri timur Ukraina.

Sementara itu, Moskow mengecam keras AS dan sekutu NATO-nya karena menyediakan senjata bagi Ukraina dan mengadakan latihan bersama.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini