Sebelumnya, militer Korea Selatan mengatakan Pyongyang menembakkan apa yang tampak seperti dua rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur, menandai peluncuran keenamnya bulan ini.
Baca juga: Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Pertama Tahun 2022, Ini Reaksi Jepang dan Korea Selatan
Baca juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik, Kedua Kali dalam Sepekan
Pekan lalu, Korea Utara mengatakan akan meningkatkan pertahanannya terhadap AS dan mempertimbangkan untuk melanjutkan semua kegiatan yang ditangguhkan sementara.
Korea Utara tampaknya mengisyaratkan untuk mencabut moratorium yang dideklarasikan sendiri untuk pengujian bom nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Pyongyang telah membela uji coba rudal sebagai hak kedaulatannya untuk membela diri dan menuduh Washington dan Seoul melakukan standar ganda atas uji coba senjata.
Tidak ada ICBM atau senjata nuklir yang diuji di Korea Utara sejak 2017.
Tetapi serentetan peluncuran rudal jarak pendek dimulai di tengah pembicaraan denuklirisasi yang terhenti, menyusul pertemuan puncak yang gagal dengan AS pada 2019.
Baca juga: Israel dan AS Uji Coba Sistem Rudal Arrow-3 Israel, Cegat Rudal Balistik Lawan di Luar Atmosfer
Sekretaris Pers Departemen Pertahanan AS John Kirby mengutuk peluncuran terbaru sebagai tindakan yang mengganggu stabilitas.
Ia meminta Pyongyang untuk menghentikan provokasi ini.
Uni Eropa juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa tes tersebut merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional dan regional, dan merusak upaya untuk melanjutkan dialog dan membantu rakyat negara itu. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)