TRIBUNNEWS.COM - Lonjakan rekor kasus Covid-19 mengancam sistem kesehatan di negara-negara Pasifik, dari Kepulauan Solomon hingga Palau, kata International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC).
Melansir Al Jazeera, IFRC juga menyerukan tindakan untuk mengekang penyebaran virus.
"Setiap upaya harus dilakukan untuk mencegah dan menahan (penyebaran virus)," kata Kepala Delegasi IFRC Katie Greenwood, Pasifik, dalam sebuah pernyataan, Selasa (1/2/2022).
Ia mencatat bahwa vaksinasi penting untuk upaya tersebut.
Baca juga: Ungkap Penyebab Covid-19 Naik Lagi, Wagub Jabar Uu Ruzhanul: Sudah Dianggap Normal Seperti Biasa
Baca juga: Berikut Kebijakan Baru Terhadap Program Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Selama hampir dua tahun, sebagian besar negara Pasifik berhasil mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan karantina dan tindakan penguncian.
Untuk beberapa negara Pasifik, ini adalah pertama kalinya mereka melihat peningkatan kasus.
“Wabah baru di negara-negara Pasifik kecil ini mengancam sistem kesehatan yang rapuh,” kata Greenwood.
Kepulauan Solomon mencatat wabah komunitas pertama mereka, dengan lebih dari 780 kasus yang dikonfirmasi dan lima kematian terkait Covid-19 pertama, memaksa penguncian di ibu kota, Honiara.
Baca juga: Jangan Anggap Enteng Flu, Waspada Omicron pada Kelompok Rentan Ini
Baca juga: Jokowi Minta Vaksinasi Booster Dipercepat dan Kedisiplinan Prokes Makin Ditegakkan
Laporan mengatakan bahwa karena kapasitas pengujian yang terbatas, jumlah kasus sebenarnya di negara berpenduduk 700.000 orang kemungkinan akan lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Sementara, Australia telah mengerahkan tim medis ke negara Pasifik itu menyusul permintaan penguatan oleh pemerintah.
Mereka juga membawa pengiriman lebih dari 30.000 dosis vaksin, yang tiba pada akhir pekan.
Informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa pada akhir Januari, kurang dari sepertiga penduduk negara itu telah menerima vaksin, sementara hanya 10 persen yang divaksinasi lengkap.
Lebih jauh ke tenggara di Fiji, negara itu mengalami gelombang Covid-19 ketiga, yang dipicu oleh varian Omicron.
Baca juga: Polisi Minta Korban Lain terkait Kasus Suntik Vaksin Kosong di Medan Agar Segera Melapor
Pada hari Senin, pejabat tinggi kesehatan Fiji, Dr James Fong, mengatakan pemerintah sedang meninjau kebijakan penahanannya untuk memastikannya mampu mengatasi varian baru yang sangat menular.