Pada Senin malam, AS meminta keluarga staf kedutaan AS di Belarus kembali karena alasan penumpukan pasukan militer Rusia yang mengkhawatirkan.
Sebelumnya, perintah serupa dikeluarkan untuk keluarga staf kedutaan AS di Ibu Kota Ukraina, Kyiv.
Diketahui, Moskow ingin Barat berjanji tidak akan menerima Ukraina bergabung dengan aliansi NATO.
Sayangnya, permintaan ini ditolak AS dan sekutunya.
Sejumlah negara bekas Uni Soviet telah bergabung dengan NATO, di antaranya Lituania, Latvia, dan Estonia, yang berbatasan dengan Rusia.
Moskow menilai keberadaan NATO di Eropa timur sebagai ancaman langsung terhadap keamanannya.
Presiden Rusia, Vladimir Putin telah lama menuding AS melanggar jaminan yang dibuatnya pada tahun 1990 bahwa NATO tidak akan memperluas anggotanya ke Eropa timur.
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson akan Telepon Putin untuk Hentikan Invasi Rusia ke Ukraina
Baca juga: Menparekraf Sebut Kasus Wisatawan Ukraina Bukan Miskomunikasi, Sandiaga Uno: Kita Bertindak Tegas
AS dan sekutu sebelumnya telah berulang kali mengancam akan menjatuhi sanksi tegas kepada Rusia.
Menlu Inggris, Liz Truss mengatakan, tengah mempersiapkan undang-undang yang akan membidik individu serta bisnis yang dekat dengan Kremlin.
Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan, sanksi yang akan diberikan Washington berupa pemutusan individu sekutu Kremlin dari sistem keuangan internasional.
Rusia mencaplok Semenanjung Krimea di selatan Ukraina pada 2014.
Negara ini juga mendukung kelompok militan yang mengakibatkan pertarungan dengan 14.000 korban tewas.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)