TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia sangat prihatin dengan situasi terkini di perbatasan antara Ukraina dan Rusia.
Pernyataan ini disampaikan Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) lewat tweet di akun resmi Kemlu RI yang diunggah pada Senin (7/2/2022).
Dalam pernyataan itu, Indonesia juga mengimbau semua pihak menahan diri untuk menghindari konflik lewat jalur diplomasi.
“Indonesia menghimbau semua pihak untuk menahan diri dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi keberhasilan dialog dan diplomasi. Konflik tidak menguntungkan siapa pun,” tulis pernyataan itu.
Beberapa pemberitaan internasional menyebutkan sejumlah tentara dan peralatan tempur elite Amerika Serikat terlihat mendarat di Polandia, dekat perbatasan dengan Ukraina, Minggu (6/2/2022).
DIketahui, situasi ketegangan di perbatasan Rusia dan Ukraina makin memanas.
Baca juga: Penasihat Keamanan AS: Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Datang Kapan Saja, Kerugian Dialami Kedua Pihak
Dilansir dari Kompas.com, sejatinya pengerahan pasukan tersebut mengikuti perintah Presiden Joe Biden, di tengah kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina.
Sebuah pesawat Boeing C-17 Globemaster Angkatan Udara AS membawa beberapa puluh tentara dan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Ukraina juga melatih warga sipil untuk kemungkinan buruk persiapan untuk kemungkinan invasi oleh Rusia.
Anadolu Agency pada Senin (7/2/2022) menulis bahwa perwira cadangan Ukraina di bawah struktur "pertahanan teritorial" mengadakan pelatihan militer mingguan dan pelatihan lainnya untuk warga sipil.
Pelatihan dilakukan oleh Legiun Ukraina, yaitu sebuah badan yang menyelenggarakan pelatihan militer untuk penduduk sipil bersama dengan Batalyon Pertahanan Teritorial distrik Desnianskyi, Markas Besar Pertahanan Kiev, dan Total Resistance.
Hingga berita ini diterbitkan, Tribunnews masih menunggu informasi kondisi WNI dan total WNI yang berada di Ukraina, khususnya WNI yang berada di perbatasan Ukraina dan Rusia dari Kementerian Luar Negeri.