Diketahui, aktivitas matahari dan badai semacam itu menimbulkan beberapa tingkat risiko mengganggu teknologi di dunia seperti satelit.
Namun, seperti dicatat Murtagh, sementara tim di tempat-tempat seperti NASA dan NOAA terus memantau cuaca dan aktivitas matahari, yang masih ada tingkat ketidakpastian.
"Badai geomagnetik adalah proses yang rumit, karena letusan terjadi di matahari 93 juta mil jauhnya," kata Murtagh.
"Ada kalanya kita bisa terkejut ketika kita melihat lontaran massa korona yang mungkin kita pikir akan meleset, tetapi itu mengenai kita dan sebaliknya," pungkasnya.
Baca juga: Gangguan Sinyal Radio di Rusia Disebabkan Badai Matahari, Ini Penjelasannya
Efek di Bumi
Dikutip dari Indian Express, tidak semua semburan matahari mencapai Bumi.
Namun, beberapa fenomena matahari dapat berdampak pada cuaca luar angkasa di ruang dekat Bumi dan atmosfer atas.
Beberapa fenomena tersebut adalah semburan/badai matahari, partikel energi surya (SEP), angin matahari berkecepatan tinggi, dan lontaran massa korona (CME).
Badai matahari dapat menghantam operasi layanan yang bergantung pada ruang angkasa seperti sistem penentuan posisi global (GPS), radio, dan komunikasi satelit.
Badai geomagnetik mengganggu komunikasi radio frekuensi tinggi dan sistem navigasi GPS.
Penerbangan pesawat, jaringan listrik, dan program eksplorasi ruang angkasa rentan.
CME berpotensi menciptakan gangguan di magnetosfer, yaitu perisai pelindung yang mengelilingi Bumi.
Astronot di spacewalks menghadapi risiko kesehatan dari kemungkinan paparan radiasi matahari di luar atmosfer pelindung Bumi.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Satelit