"Jadi, sejauh ini, tidak ada de-eskalasi,” katanya sebelum pertemuan aliansi di Brussel.
Stoltenberg kemudian mengatakan, NATO bisa membuktikan kegagalan Rusia untuk menarik kembali pasukannya dengan citra satelit.
Dia juga mengatakan NATO telah menugaskan para komandannya untuk menyusun rincian pengerahan kelompok-kelompok tempur ke sayap tenggara aliansi itu.
Inggris akan melipatgandakan kekuatannya di Estonia dan mengirim tank dan kendaraan tempur lapis baja ke republik Baltik kecil yang berbatasan dengan Rusia sebagai bagian dari penempatan NATO, kata Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden: Korban Manusia Akan Sangat Besar Jika Rusia Invasi Ukraina
Baca juga: NATO Sebut Belum Ada Tanda-tanda Rusia Kembali Menarik Pasukannya di Dekat Ukraina
Kemudian pada hari Rabu, Gedung Putih mengatakan, Presiden Joe Biden mengadakan panggilan telepon dengan Kanselir Olaf Scholz, dan kedua pemimpin “menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina dan menggarisbawahi pentingnya koordinasi transatlantik yang berkelanjutan pada langkah-langkah diplomasi dan pencegahan, dan penguatan sayap timur NATO jika Rusia menginvasi Ukraina lebih lanjut.”
Sementara Kremlin mengatakan penilaian NATO salah.
Duta Besar Moskow untuk Irlandia mengatakan, pasukan di Rusia barat akan kembali ke posisi normal mereka dalam tiga hingga empat minggu.
Rusia mengatakan tidak pernah berencana untuk menyerang Ukraina tetapi ingin menetapkan "garis merah" untuk mencegah tetangganya bergabung dengan NATO, yang dilihatnya sebagai ancaman bagi keamanannya sendiri.
(Tribunnews.com/Yurika)