TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Hong Kong mengimbau agar manajemen hotel di kota itu menyisihkan sekitar 10.000 kamar untuk karantina virus Corona, ketika gelombang Omicron merebak.
Kawasan di wilayah China ini melaporkan lonjakan kasus baru dan meningkatnya kematian akibat Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.
Menanggapi situasi Hong Kong, Presiden China Xi Jinping mengarahkan agar pemerintah daerah mengambil "tindakan pencegahan" untuk mengendalikan wabah tersebut.
Dikutip Al Jazeera, pada Rabu (16/2/2022) 10 orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk seorang anak berusia tiga tahun.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak 60 Kali Lipat, Hong Kong Sediakan 20.000 Kamar Hotel Untuk Karantina
Baca juga: Singapura Perluas Program Perjalanan Bebas Karantina dengan Hong Kong, Qatar, Arab Saudi, dan UEA
Sebagian besar orang yang positif Covid-19 di tempatkan dalam isolasi di fasilitas karantina pemerintah.
Namun, beberapa pusat karantina kehabisan tempat tidur bahkan setelah pemerintah melonggaran pembatasan untuk menginzinkan orang tanpa gejala menjalani isolasi di rumah.
Pemerintah mengatakan telah mengamankan sekitar 4.400 kamar hotel, dengan sekitar 1.700 di antaranya akan siap sebelum akhir minggu.
Chief Executive Carrie Lam bertemu dengan anggota industri perhotelan pada Rabu (16/2/2022).
Baca juga: Kasus Omicron Naik, Emiten Gas Industri Siap Penuhi Kebutuhan Oksigen Medis
Baca juga: Satgas Covid-19: Bukan Hanya Omicron, Penularan Varian Delta Masih Ada di Indonesia
Lam mengaku optimis setidaknya 10.000 kamar hotel dapat disediakan untuk skema tersebut.
Dia berusaha meyakinkan para pelaku bisnis perhotelan dengan memberi tahu mereka bahwa pihak berwenang akan memberikan “pelatihan pengendalian infeksi penting” kepada staf.
“Saya menantikan tanggapan positif Anda dalam beberapa hari ke depan,” katanya kepada mereka.
Sejak pandemi dimulai dua tahun lalu, Hong Kong telah menerapkan kebijakan "Zero Covid".
Baca juga: Sempat Lewati Puncak Delta, Jumlah Kasus Covid-19 di Sejumlah Provinsi Mulai Turun
Baca juga: Para Pemimpin Dunia Tolak Tes Covid di Rusia, Khawatir DNA-nya Dicuri untuk Dijadikan Senjata?
Wabah sulit dikendalikan
Awal pekan ini, Lam mengakui pendekatan Covid-19 pemerintah gagal.