News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

73 Persen Orang Amerika Diperkirakan Kebal terhadap Covid-19 Varian Omicron

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pakai masker dan jaga jarak. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC mengumumkan warga Amerika yang sudah divaksin tidak perlu lagi memakai masker atau jaga jarak

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Sebanyak 73 persen orang Amerika saat ini diklaim kebal terhadap varian baru virus corona (Covid-19) jenis Omciron.

Omicron diketahui pertama kali melanda Amerika pada November 2021.

Asumsi di atas berdasarkan model yang dihitung oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME).

Profesor di IHME, Dr. Ali Mokdad mengatakan IHME juga memprediksi bahwa tingkat kekebalan bisa mencapai 80 persen pada pertengahan Maret mendatang.

"Kami telah terpapar virus ini dan kami tahu bagaimana menghadapinya. Saya optimis, bahkan jika ada lonjakan di musim panas, kasus memang akan naik, tetapi rawat inap dan kematian tidak akan terjadi," kata Dr. Mokdad.

Baca juga: Perbedaan Demam pada Covid-19 dan DBD, Perhatikan Pola dan Ciri Khasnya

Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (20/20/2022), setidaknya 80 juta orang Amerika telah terinfeksi Covid-19 sejak awal pandemi dengan 913.000 diantaranya telah meninggal karena virus tersebut.

Saat ini, AS masih mencatat rata-rata sekitar 113.000 kasus baru dalam sehari.

Kabar tentang kekebalan potensial ini mungkin akan membuat banyak pekerja rumah sakit merasa bebannya berkurang, karena selama ini telah kewalahan merawat pasien di unit perawatan intensif (ICU) di seluruh rumah sakit AS.

Perlu diketahui, pada 4 Februari lalu, lebih dari sepertiga tempat tidur ICU di rumah sakit yang tersebar pada 14 negara bagian di AS telah terisi pasien Covid-19.

Namun jika dibandingkan dengan 4 minggu sebelumnya, semuanya menjadi lebih baik.

Mayoritas negara bagian dianggap memiliki tingkat stres 'sedang' untuk rumah sakit mereka, yang dianggap IHME berada pada kisaran 10 hingga 30 persen untuk tempat tidur ICU digunakan pasien Covid-19.

Hanya dua negara bagian yang dianggap dalam kategori 'stres rendah', dan itu adalah New Jersey sebanyak 8 persen tempat tidur serta Connecticut sebesar 6 persen tempat tidur.

Sedangkan tiga negara bagian dianggap masuk dalam kategori 'stres tinggi' yakni Idaho memiliki 37 persen tempat tidur ICU yang ditempati oleh pasien Covid-19, sementara Arkansas memiliki 31 persen tempat tidur yang terisi, dan Virginia Barat memiliki 30 persen.

Pasien Covid-19 di ICU rumah sakit di AS biasanya adalah orang yang belum menerima vaksinasi untuk penyakit tersebut.

"Sungguh tragis kami melihat keluarga hancur, istri menjanda, bayi yang kehilangan ibu mereka tepat pada saat kelahiran mereka. Kami memiliki keluarga yang ditempa dengan kesusahan namun tidak ada yang boleh mendampinginya. Kami mendengar permohonan, kami mendengar permohonan, permintaan terapi apapun yang memungkinkan," kata Dr. Andrew Schlachter dari Saint Luke's di Kansas City pada Januari lalu.

Ia pun menegaskan bahwa para tenaga medis tentu akan melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan pasien.

"Dan sebenarnya, kami melakukan semua yang kami bisa, kami berusaha sekuat tenaga. Tetapi hal terbaik yang dapat kami tawarkan adalah kembali ke masa lalu dan berharap pasien-pasien itu telah divaksinasi," jelas Dr. Schlachter.

Dr. Schlachter menuturkan bahwa pasien yang menderita infeksi Covid-19 parah dan membutuhkan peralatan pendukung kehidupan tentu harus tinggal lebih lama di ICU dibandingkan pasien lainnya.

"Dan akhirnya mereka tinggal selama berminggu-minggu dan mungkin berbulan-bulan," papar Dr. Schlachter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini