News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

POPULER Internasional: Ketakutan Pangeran Harry Pulang ke Inggris | Joe Biden Peringati Rusia

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Pangeran Harry yang merasa tidak aman saat pulang ke Inggris.

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Pangeran Harry merasa tidak aman saat pulang ke Inggris.

Di China, viral seorang wanita berjoget di depan suaminya yang terkena stroke.

Soal krisis Rusia-Ukraina, Joe Bide sebut Vladimir Putin sudah memutuskan untuk menyerang.

Berikut berita populer Internasional selengkapnya.

1. Tuntut Pemerintah, Pangeran Harry Ingin Pulang Namun Merasa Tak Aman di Inggris

Tim kuasa hukum mengatakan Pangeran Harry tidak merasa aman ketika mengunjungi Inggris, kampung halaman serta rumah keluarga besarnya.

Dilansir The Guardian, hal itu disampaikan kuasa hukum Harry dalam sidang tuntutannya atas keputusan Home Office (Departemen Dalam Negeri) yang tidak mengizinkan ia membayar perlindungan polisi selama di Inggris. 

Sebelumnya, perwakilan hukum menyebut Pangeran Harry ingin membawa anak-anaknya berkunjung.

Namun risikonya terlalu besar bagi keluarga Duke of Sussex karena tidak ada pengamanan.

Menjelang sidang utama, Royal Courts of Justice mengatakan pada Jumat (18/2/2022) bahwa kedua belah pihak menyetujui sebagian besar proposal yang mengatakan masalah keamanan bangsawan di Inggris harus tetap dirahasiakan.

Foto keluarga Pangeran Harry-Megan Markle dalam Kartu Natal 2021, yang pertama kali menampilkan foto pertama putri mereka, Lilibet Diana (nzherald)

Baca juga: Pangeran Andrew Bayar Sekitar Rp 231 Miliar ke Penggugatnya, Sebagian Dibantu Ratu Elizabeth II

Baca juga: Camilla Positif Covid-19 Beberapa Hari setelah Pangeran Charles Terinfeksi Virus untuk Kedua Kalinya

"Klaim ini adalah tentang fakta bahwa penggugat tidak merasa aman ketika dia berada di Inggris mengingat pengaturan keamanan yang diterapkan padanya pada Juni 2021 dan akan terus diterapkan padanya jika dia kembali," kata pengacara Harry, Duke of Sussex, Shaheed Fatima QC.

"Dan, tentu saja, tidak perlu dikatakan bahwa dia ingin kembali: untuk melihat keluarga dan teman-teman dan terus mendukung badan amal yang begitu dekat di hatinya. Yang terpenting, ini adalah, dan akan selalu, rumahnya."

Pangeran Harry kehilangan perlindungan polisi yang didanai pajak warga Inggris setelah ia dan istrinya, Meghan Markle mundur dari anggota senior Kerajaan pada 2020.

Pasangan ini kemudian pindah ke Amerika Serikat dan tinggal di sana.

Sejak saat itu, Harry dan Meghan mendanai sendiri biaya keamanan mereka.

BACA SELANJUTNYA >>>

2. VIRAL Video Wanita Joget di Depan Suami yang Lumpuh Akibat Stroke, Ada Kisah Haru di Baliknya

Seorang wanita menjadi buah bibir warganet lantaran video dirinya berjoget di depan suami yang terbaring sakit viral di media sosial.

Wanita bernama Cui Fangli (46) inipun menjadi bulan-bulanan warganet karena dihujani kritikan.

Hal tersebut lantaran warganet menilai perbuatan wanita asal China ini dianggap tidak menghargai perasan sang suami.

Namun rupanya ada kisah haru di baliknya.

Dikutip dari South China Morning Post, suami Cui Fangli, Fang Jianhui, kehilangan fungsi tubuhnya lantaran sakit.

Bahkan kesulitan untuk makan hingga buang air besar.

Baca juga: Biden Yakin Rusia akan Targetkan Serang Ibu Kota Ukraina, Kiev

Hal tersebut dialami Fang Jianhui setelah dirinya stroke pada tahun 2019.

Lantas akibat video yang beredar, orang-orang mengatakan Cui tidak berperasaan, bahkan seorang warganet mengomentarinya:

"Berusaha membunuh (Fang) dengan membuatnya marah sehingga Anda dapat menemukan suami baru?"

Cui Fangli saat merawat sang suami, Fang Jianhui yang lumput akibat sakit stroke. (Tangkap layar South China Morning Post) ((Tangkap layar South China Morning Post))

Ketika kisah sebenarnya muncul, menjadi jelas bahwa Cui pada dasarnya mendedikasikan hidupnya untuk menjaga Fang tetap hidup.

BACA SELANJUTNYA >>>

3. Biden Sebut Vladimir Putin Sudah Putuskan untuk Serang Ukraina

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memperingatkan serangan Rusia bisa terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Meski begitu, jalur diplomasi masih terbuka untuk mengurangi ketegangan.

Mengutip Al Jazeera, Joe Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat yakin Presiden Rusia, Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina. 

Berbicara dari Gedung Putih pada Jumat (18/2/2022) sore, Biden mengatakan pasukan Rusia saat ini mengepung Ukraina.

Washington yakin Moskow akan menargetkan ibu kota Ukraina, Kyiv.

"Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa pasukan Rusia sedang merencanakan dan berniat untuk menyerang Ukraina dalam beberapa minggu mendatang, (atau) dalam beberapa hari mendatang," katanya kepada wartawan.

“Jangan salah, jika Rusia mengejar rencananya, itu akan menjadi bencana dan perang pilihan yang tidak perlu."

"AS dan sekutu kami siap untuk mempertahankan setiap inci wilayah NATO dari ancaman apapun terhadap keamanan kolektif kami juga," jelasnya.

Baca juga: Biden Yakin Rusia akan Targetkan Serang Ibu Kota Ukraina, Kiev

Baca juga: Rusia-Ukraina Disebut Semakin Genting, Joe Biden: Rusia Akan Menyerang Dalam Beberapa Hari

Komentar Biden muncul di tengah meningkatnya ketegangan atas penempatan pasukan Rusia di dekat perbatasannya dengan Ukraina, yang selama berbulan-bulan telah memicu peringatan dari Washington dan sekutu Eropanya terhadap kemungkinan invasi Rusia.

Kremlin menegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang, tetapi Moskow telah menuntut jaminan keamanan dari Barat untuk menjaga Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya keluar dari aliansi militer NATO, tidak menyebarkan senjata di Ukraina dan menarik kembali pasukan NATO dari Eropa Timur.

BACA SELANJUTNYA >>>

4. Joe Biden Beri 3 Ancaman pada Rusia jika Memulai Invasi, Ketegangan di Ukraina Semakin Meningkat

Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia mengerahkan 40 hingga 50 persen pasukan darat di sekitar perbatasan Ukraina untuk berada di posisi serangan.

Amerika Serikat, yang memperkirakan Rusia telah menempatkan lebih dari 150 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina, telah mengamati pergerakan yang signifikan sejak Rabu, kata seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya.

Ia mengatakan Moskow telah memulai kampanye destabilisasi.

"Empat puluh hingga lima puluh persen berada dalam posisi menyerang. Mereka telah melepaskan diri dalam perakitan taktis dalam 48 jam terakhir," kata pejabat itu kepada wartawan.

Presiden AS, Joe Biden, menyebutkan kemungkinan invasi semakin besar.

Citra satelit yang diambil minggu ini menunjukkan aktivitas militer di beberapa lokasi di Belarus.

Maxar Technologies yang berbasis di AS, telah melacak penumpukan pasukan Rusia selama berminggu-minggu.

Mereka mengatakan gambar-gambar itu menunjukkan penyebaran helikopter baru-baru ini, yang terdiri dari transportasi pasukan dan helikopter serang darat, di beberapa lokasi yang dekat dengan perbatasan, dikutip dari Indian Express.

Mereka juga menunjukkan tambahan pesawat serang darat, unit pertahanan udara, dan peralatan drone telah dikerahkan.

Baca juga: Jenderal Ukraina Prediksi Kemungkinan Invasi Rusia

Ancaman AS Terhadap Rusia

Presiden AS Joe Biden berbicara di Ruang Timur Gedung Putih tentang aktivitas militer Rusia di dekat Ukraina di Washington, DC pada Selasa (15/2/2022). (AFP)

BACA SELANJUTNYA >>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini