News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Blinken Khawatir Rusia dan Belarus Lanjutkan Latihan Militer di Tengah Ketegangan Ukraina

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta pada 13 Desember 2021. (Photo by OLIVIER DOULIERY / POOL / AFP)

Dikutip Dawn, Menteri Pertahanan Belarus Viktor Khrenin mengatakan fokus dari latihan yang diperpanjang adalah “untuk memastikan tanggapan yang memadai dan mengurangi eskalasi persiapan militer para simpatisan di dekat perbatasan kita bersama”. 

Baca juga: Di Tengah Kabar Rusia Siap Serang, Presiden Ukraina Ajak Putin Bertemu

Pengambilan video selebaran ini diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, bagaimana penembak peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Uni Pasukan Respons Negara, di lapangan tembak Obuz-Lesnovsky dekat kota Baranovichi di Belarus. - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Moskow, mengatakan pada 17 Februari 2022 bahwa negaranya akan siap menyambut "senjata nuklir" jika ada ancaman dari Barat, di tengah krisis di Ukraina. (Photo by Russian Defence Ministry / AFP) (AFP/-)

Kremlin tidak mengomentari latihan Belarusia.

Penasihat Macron mengatakan bahwa Putin telah menegaskan kembali bahwa pasukan akan meninggalkan Belarus setelah latihan.

NATO mengatakan Rusia dapat menggunakan pasukan di Belarus sebagai bagian dari kekuatan invasi untuk menyerang Ukraina. Moskow menyangkal niat semacam itu.

"Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Eropa selangkah lagi dari perang, yang merupakan sesuatu yang tak terbayangkan belum lama ini," kata Perdana Menteri Ceko Petr Fiala dalam sebuah wawancara TV.

Mykhailo Podolyak, seorang penasihat kepala staf presiden Ukraina, mengatakan kepada Reuters bahwa perpanjangan latihan itu menggarisbawahi bahwa janji-janji resmi dari Moskow tidak boleh dianggap mengikat.

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Yakin Putin Akan Invasi Ukraina, Warga Sipil Mulai Diusir

Sanksi

Dilansir Reuters, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan peringatan berulang-ulang oleh Barat bahwa Rusia akan menyerang adalah provokatif dan dapat memiliki konsekuensi yang merugikan, yang tidak dia jelaskan.

Rusia mengatakan Barat telah meningkatkan ketegangan dengan mengirimkan bala bantuan NATO ke Eropa timur selama krisis.

Negara-negara Barat sedang mempersiapkan sanksi yang mereka katakan akan berdampak luas terhadap perusahaan dan individu Rusia jika terjadi invasi.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menuturkan sebuah bukti menunjukkan Rusia sedang merencanakan "perang terbesar di Eropa (terhitung) sejak 1945".

Johnson mengatakan kepada wartawan BBC, Sophie Raworth bahwa beberapa hal yang direncanakan (Rusia) sudah dimulai.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Semakin Tegang, Sejumlah Maskapai Hentikan Penerbangan ke Kiev

Baca juga: Konflik Ukraina, Desa di Donetsk Dibiarkan Tanpa Listrik, Stasiun Pompa Utama Penyuplai Air Rusak

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers untuk pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street di London pusat pada 8 Desember 2021. (Adrian DENNIS / AFP / POOL)

PM Inggris itu menyebut laporan intelijen menunjukkan Rusia bermaksud meluncurkan invasi yang akan mengepung Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

"Orang-orang perlu memahami biaya yang harus ditanggung dalam kehidupan manusia," katanya saat berbicara dari Munich, di mana para pemimpin dunia bertemu untuk Munich Security Conference.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini