Kelompok hak asasi telah lama mengkritik koalisi atas korban sipil dalam pemboman udaranya.
Sementara itu, pada hari Senin, Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) mengatakan di Twitter bahwa "setelah pemboman" semalam di provinsi Hajjah Yaman, timnya di ruang gawat darurat rumah sakit umum Abs "menerima seorang gadis 12 tahun dan seorang wanita berusia 50 tahun, keduanya meninggal pada saat kedatangan”.
Mereka juga menerima 10 warga sipil yang terluka, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, termasuk seorang wanita hamil.
Baca juga: Israel Tidak Akan Kerja Sama dengan Penyelidik HAM PBB
Baca juga: Taliban akan Bentuk Tentara Besar untuk Afghanistan, Mencakup Perwira Rezim Lama
Pertempuran telah meningkat di provinsi tersebut, kata MSF, mengungkapkan keprihatinan mendalam atas dampak mengerikan dari serangan membabi buta, termasuk pengeboman dan penembakan terhadap warga sipil di kedua sisi garis depan.
Koalisi yang dipimpin Saudi telah memerangi Houthi sejak 2015, satu tahun setelah pemberontak menguasai sebagian besar Yaman, termasuk ibu kota, Sanaa.
Konflik delapan tahun telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan hampir 80 persen negara atau sekitar 30 juta orang, membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan, menurut perkiraan PBB.
PBB memperkirakan perang tersebut telah menewaskan 377.000 orang pada akhir 2021, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kelaparan dan penyakit.
(Tribunnews.com/Yurika)