Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Orang terkaya di Rusia telah kehilangan 32 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2022, dengan kerugian diproyeksikan meningkat karena krisis di negara tetangganya, Ukraina terus memuncak.
Hal ini juga didorong langkah AS dan sekutu Baratnya yang mempertimbangkan putaran baru sanksi anti-Rusia.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (24/2/2022), menurut Indeks Miliarder Bloomberg terkait 'daftar 500 orang terkaya di dunia', Gennady Timchenko yang memiliki saham di perusahaan energi serta bisnis lain, memimpin daftar orang kaya Rusia yang kekayaannya menurun.
Miliarder yang memperoleh sebagian besar kekayaannya dari saham produsen gas utama Rusia Novatek ini dilaporkan telah kehilangan 6,47 miliar dolar AS sejak awal 2022.
Kekayaannya saat ini mencapai sekitar 16 miliar dolar AS.
Baca juga: Pengamat: Eropa, AS dan NATO Harus Merasa Bingung dengan Pernyataan Nuklir Presiden Ukraina
Sementara itu pemegang saham lainnya di Novatek, Leonid Mikhelson mengalami penurunan kekayaan bersih sebesar 6,2 miliar pada 2022 menjadi 26,2 miliar.
Sedangkan kekayaan Ketua Lukoil Vagit Alekperov turun sekitar 3,5 miliar dolar AS pada periode yang sama menjadi 19,3 miliar dolar AS, karena saham perusahaan energinya turun hampir 17 persen.
Perlu diketahui, menurut daftar kekayaannya, kekayaan bersih dari 23 miliarder negara itu saat ini mencapai 343 miliar dolar AS, turun dari 375 miliar dolar AS pada akhir tahun 2021.
Baca juga: Kekhawatiran Perang dengan Rusia Meningkat, Ukraina akan Umumkan Keadaan Darurat Nasional
Pasar saham Rusia pun merosot pada minggu ini setelah Presiden Vladimir Putin mengakui status kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang memisahkan diri dari Ukraina.
Terkait keputusan Rusia itu, AS kemudian mengumumkan putaran pertama sanksi baru anti-Rusia yang menargetkan elite Rusia dan anggota keluarganya, serta memutus pemerintah Rusia dari pembiayaan Barat' dengan membatasi investasi ke utang negaranya.
Pada saat yang sama, Jerman juga menghentikan sertifikasi pipa Nord Stream 2, menunda proyek energi dengan Rusia tanpa batas waktu.
Sedangkan Inggris memberlakukan sanksi pada 5 bank negara itu dan 3 individu terkaya di Rusia, termasuk Timchenko.