TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia sudah masuk Ibu Kota Ukraina, Kyiv, pada Jumat (25/2/2022) pagi waktu setempat.
Menurut penasihat pemerintah Ukraina, Rusia menargetkan kota itu dengan serangan rudal.
Diberitakan CNN, terjadi dua ledakan besar di Kyiv tengah dan ledakan keras ketiga di kejauhan.
Lalu, diikuti setidaknya tiga ledakan lagi di barat daya kota beberapa jam kemudian.
"Serangan di Kyiv dengan rudal jelajah atau balistik berlanjut," kata penasihat Kepala Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, Jumat.
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, memperingatkan bahwa "kelompok sabotase musuh" telah memasuki kota ini dan dia adalah target nomor 1 Rusia.
"Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara," katanya.
Ia mengatakan, kini perlawanan terus berlanjut.
"Pasukan Rusia terus melancarkan serangan rudal di wilayah Ukraina."
"Mereka mengatakan bahwa mereka hanya menargetkan fasilitas militer, tetapi itu bohong."
"Bahkan, mereka tidak membedakan di wilayah mana mereka beroperasi," ujar Volodymyr Zelensky.
"Serangan seperti itu di ibu kota kita belum pernah terjadi sejak 1941," sambung dia.
Baca juga: Profil Ukraina: Awal Kemerdekaan dari Uni Soviet, Polemik Presiden Pro-Rusia, dan Hubungan dengan AS
Baca juga: 5 Bintang Sepak Bola Ini Mengutuk Invasi Rusia ke Ukraina,Termasuk Pesepak Bola Rusia Fyodor Smolov
Menlu Ukraina Kecam Serangan Roket yang Mengerikan
Pasukan Rusia yang menginvasi menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv.
Ledakan terdengar di ibu kota yang digambarkan oleh Pemerintah Ukraina sebagai serangan roket yang mengerikan.
“Serangan roket Rusia yang mengerikan di Kyiv,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, dilansir Al Jazeera, Jumat.
“Terakhir kali ibu kota kita mengalami hal seperti ini pada tahun 1941 ketika diserang oleh Nazi Jerman," lanjutnya.
Baca juga: Alasan Rusia Rebut Chernobyl, Jalur Paling Cepat ke Ibu Kota Ukraina, Peringatan untuk NATO
Baca juga: BERITA FOTO: Takut Serangan Bom Rusia, Warga Ukraina Tidur di Stasiun Metro Bawah Tanah
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, telah meminta tiga juta warga kota untuk tinggal di dalam rumah, kecuali mereka yang bekerja di sektor-sektor kritis.
Ia mengatakan, setiap orang harus menyiapkan tas dengan kebutuhan seperti obat-obatan dan dokumen.
Diketahui, Rusia meluncurkan invasi melalui darat, udara, dan laut pada Kamis (24/2/2022).
Serangan ini menyusul deklarasi perang oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia II.
Baca juga: Dubes Ukraina: Warga Sipil Harus Tinggal di Rumah yang Hancur Karena Serangan Rusia
Baca juga: Imbas Perang Rusia dan Ukraina, Hubungan Aeroflot dan Manchester United Terancam Bubar
Putin mengatakan, Rusia sedang melakukan operasi militer khusus untuk menghentikan pemerintah Ukraina melakukan genosida terhadap rakyatnya sendiri.
Dia juga menyebut, Ukraina adalah negara tidak sah yang tanahnya secara historis milik Rusia.
Setelah serangan, Zelenskyy mengumumkan darurat militer dan meminta warga sipil mendaftar untuk melawan invasi.
(Tribunnews.com/Nuryanti)