News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

'Seperti di Neraka', Curhat Pengungsi Ukraina dalam Antren Panjang di Perbatasan Polandia

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang berjalan kaki dan naik mobil menyeberang dari Ukraina ke Polandia di perbatasan Korczowa-Krakovets pada 26 Februari 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina. (Photo by Dimitar DILKOFF / AFP)

Namun setelah semalaman menunggu, mereka belum juga terlihat.

Baca juga: Perwakilan RI Diinstruksikan Perbarui Data WNI di Negara yang Berbatasan Langsung dengan Ukraina

"Mereka telah berada di perbatasan selama lebih dari 24 jam. Awalnya, mereka ingin menyeberang dengan berjalan kaki namun sulit, sehingga akhirnya mereka menemukan bus, setidaknya cuacanya tidak sedingin di luar. Namun selama 5 jam terakhir, penjaga perbatasan tidak membiarkan siapapun lewat, tidak jelas alasannya," kata Denis.

Sementara istri dan anak-anak Denis sedang dalam perjalanan untuk bersatu kembali dengannya, ibunya memutuskan untuk menyeberang kembali ke Ukraina.

Ia tidak ingin jauh dari suami dan dua putra lainnya, yang mungkin akan segera menerima panggilan untuk bela negara.

"Ayah saya bertempur di Afghanistan dan ia tahu seperti apa perang itu. Ia siap mengorbankan hidupnya untuk Uni Soviet. Sekarang ia siap mengorbankan hidupnya untuk Ukraina melawan kekuatan baru Rusia. Ini sebuah paradoks, tapi semua orang bisa melihat apa yang dilakukan Rusia. Mereka merebut Krimea, Donbass, sekarang mereka menginginkan Kharkiv," kata Denis.

Denis kemudian menyampaikan bahwa kemungkinan ia juga akan bergabung dalam pertarungan.

Namun pertama-tama, dirinya ingin memastikan istri dan anak-anaknya aman terlebih dahulu.

Baca juga: Indonesia Abstain Beri Veto di Dewan Keamanan PBB Soal Invasi Rusia ke Ukraina, Ini Penjelasan Kemlu

Dalam satu atau dua minggu ke depan, kata dia, jika musuh semakin mendekat ke kampung halamannya di Chernivtsi, ia harus mengangkat senjata.

"Jika mereka semakin dekat ke rumah kami, kami harus kembali dan bertarung. Selama bertahun-tahun, kami telah bekerja untuk membangun negara yang bahkan jika beberapa dari kami pergi, yang lain harus tetap tinggal. Jika semua orang pergi, siapa yang akan membela negara kami?," tegas Denis.

Untuk paruh pertama pada Jumat lalu, ada lebih banyak orang yang menyeberang ke Ukraina dibandingkan yang terlihat meninggalkan perbatasan.

Ini tampak seperti sebuah paradoks yang membingungkan pada saat berlangsungnya eksodus massal.

Pengungsi Ukraina juga mengeluhkan sejumlah hal, mulai dari kurangnya makanan yang tersedia di jalur antara Ukraina dan Polandia hingga cuaca dingin yang parah di wilayah tersebut.

Seorang wanita menangis saat dia duduk di luar sebuah bangunan yang rusak akibat pemboman di kota Kharkiv, Ukraina timur pada 24 Februari 2022, saat angkatan bersenjata Rusia melancarkan invasi militer ke Ukraina. - Presiden Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, menewaskan puluhan orang dan memaksa ratusan orang melarikan diri demi nyawa mereka di negara tetangga yang pro-Barat itu. Serangan udara Rusia menghantam fasilitas militer di seluruh negeri dan pasukan darat bergerak dari utara, selatan dan timur, memicu kecaman dari para pemimpin Barat dan peringatan sanksi besar-besaran. (Photo by Aris Messinis / AFP) (AFP/ARIS MESSINIS)

Di tengah kekacauan yang terjadi di perbatasan, para sukarelawan membagikan air, pakaian hangat, dan selimut kepada para wajib militer yang menyeberang ke Ukraina untuk bergabung dalam pertempuran.

Baca juga: Grup Media Ukraina Bersatu Desak Dunia Matikan Channel Rusia

Perlengkapan tersebut juga akan memungkinkan wanita dan anak-anak yang terdampar diantara Polandia dan Ukraina untuk bertahan hidup di hari yang sangat dingin.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini