News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

'Seperti di Neraka', Curhat Pengungsi Ukraina dalam Antren Panjang di Perbatasan Polandia

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang berjalan kaki dan naik mobil menyeberang dari Ukraina ke Polandia di perbatasan Korczowa-Krakovets pada 26 Februari 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina. (Photo by Dimitar DILKOFF / AFP)

"Kami pergi ke Lithuania untuk berakhir pekan dan kami terjebak di sana, penerbangan pulang pun dibatalkan. Selama beberapa jam pertama, kami tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi, kami tidak dapat mempercayainya," kata Olga yang berprofesi sebagai make up artist itu.

Ia kini berharap bahwa setelah kembali ke Ukraina, dirinya akan dapat menjadi sukarelawan ssbagai perawat di rumah sakit.

Petugas pemadam kebakaran bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kyiv, di mana sebuah peluru militer diduga ditembakkan, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia yang menyerang menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv, dengan Ledakan terdengar di ibu kota pada Jumat pagi yang digambarkan oleh pemerintah yang terkepung sebagai "serangan roket yang mengerikan". Ledakan di Kyiv memicu hari kedua kekerasan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menentang peringatan Barat untuk melancarkan invasi darat skala penuh dan serangan udara yang dengan cepat merenggut puluhan nyawa dan menelantarkan sedikitnya 100.000 orang. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP) (AFP/GENYA SAVILOV)

Olga mengaku ingin membuat dirinya berguna bagi negaranya.

Sedangkan sang kekasih, Sergey yang berusia 38 tahun dan memang dalam usia yang cocok untuk wajib militer, selama ini bekerja sebagai pekerja kantoran dan tidak pernah memegang senjata sekalipun.

Namun jika keterampilannya tidak cukup untuk mendukung perjuangan, dirinya bisa mempelajarinya.

"Apapun yang diperlukan untuk membantu negara," jelas Sergey.

Sergey memang mengaku takut pada peperangan, namun ia menekankan bahwa tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk tinggal di tempat lain di Eropa, selain Ukraina.

"Hanya ada satu Ukraina dan kami tidak bisa kehilangannya. Ini adalah tanah air kami dan tidak akan pernah menjadi Rusia," tegas Sergey.

Pasangan itu membutuhkan waktu dua hari untuk pergi dari Vilnius ke perbatasan.

Semua bus di rute itu telah dibatalkan dan tidak ada kereta pula.

Pada akhirnya, warga Lithuania mau mengantarkan mereka langsung ke Medyka.

Sumber: https://www.aljazeera.com/news/2022/2/27/ukraine-poland-border-refugees-medyka-russia-invasion

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini