News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Konvoi Kendaraan Lapis Baja Rusia Mendekati Kyiv saat Serangan Rudal Barbar Terus Berlanjut

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Citra satelit yang diambil pada Senin (28/2/2022) menunjukkan konvoi besar-besaran militer Rusia di utara Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Konvoi lapis baja besar bergerak menuju Kyiv, meningkatkan kekhawatiran Rusia dapat menghancurkan daerah sipil dalam upayanya untuk merebut ibukota Ukraina.

Setelah rudal menewaskan sedikitnya 18 warga sipil di kota kedua negara itu dan lima lainnya tewas dalam serangan di menara TV Kyiv.

Sebagaimana diketahui 64 kilometer konvoi kendaraan lapis baja Rusia tengah berjalan menuju Kyiv.

Baca juga: Serangan Rudal Rusia Hantam Menara TV Kyiv Tewaskan Lima Orang

Kementerian pertahanan Rusia pada Selasa (1/3/2022) waktu setempat, mendesak penduduk Kyiv dan mereka yang terlibat dalam provokasi terhadap Rusia untuk meninggalkan kota.

Karena Kemenhan Rusia menyebut akan melakukan "serangan presisi tinggi" yang diklaim akan ditujukan pada target -target kantor keamanan, bahkan ketika para pejabat di Moskow mengatakan lebih banyak pembicaraan gencatan senjata akan diadakan pada hari Rabu (2/3/2022).

Menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menuduh presiden Rusia, Vladimir Putin, "membunuh warga sipil tak berdosa" ketika ia men-tweet video ledakan besar di Lapangan Kebebasan Kharkiv.

Dia menyebutnya sebagai "serangan rudal barbar" yang dihasilkan dari ketidakmampuan Putin untuk "menghancurkan Ukraina".

Baca juga: Ledakan Terjadi di Kharkiv, Kota Terbesar Kedua di Ukraina, Sedikitnya 6 Orang Terluka

Para pejabat mengatakan serangan Freedom Square di sebuah gedung pemerintah daerah menyebabkan 10 warga sipil tewas.

Dinas darurat Ukraina mengatakan serangan rudal kemudian di sebuah bangunan tempat tinggal di Kharkiv yang telah menewaskan delapan warga sipil lainnya.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengatakan serangan rudal Rusia yang berulang kali di Kharkiv sama dengan kejahatan perang.

"Tidak ada yang akan memaafkan. Tidak ada yang akan lupa," katanya.

“Serangan terhadap Kharkiv adalah kejahatan perang. Ini adalah teror terhadap negara dari pihak Rusia.”

“Teror yang nyata dan tidak terbantahkan."

Serangan terhadap menara TV di Kyiv, yang menewaskan lima orang dan melukai lima lainnya, dekat dengan situs peringatan yang memperingati para korban Babyn Yar, tempat tentara Nazi membantai hingga 150.000 orang selama perang dunia kedua - termasuk lebih dari 30.000 orang Yahudi.

Zelenskiy men uliskan di akun Twitternya: "Apa gunanya mengatakan 'tidak pernah lagi' selama 80 tahun, jika dunia tetap diam ketika bom jatuh di situs yang sama Babyn Yar? Sedikitnya lima orang tewas. Sejarah berulang ..."

Pusat Peringatan Holocaust Dunia Yad Vashem Israel menyuarakan "kecaman keras" atas serangan Rusia.

"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengambil langkah-langkah bersama untuk melindungi kehidupan sipil serta situs-situs bersejarah ini karena nilainya yang tak tergantikan untuk penelitian, pendidikan dan peringatan Holocaust," katanya.

Baca juga: Viral Pengakuan 5 Tentara Rusia yang Ditangkap Ukraina: Tidak Ingin Perang, Ingin Segera Pulang 

Baca juga: Menggunakan Bus, 31 WNI Berhasil Dievakuasi dari Ukraina, Seluruhnya Dalam Kondisi Sehat 

Baca juga: 99 WNI Berhasil Keluar dari Ukraina, Menlu RI Ungkap Proses Evakuasi

Dalam pidato yang sangat emosional di depan parlemen Uni Eropa pada Selasa (1/3/2022)  yang disambut dengan tepuk tangan meriah, presiden Ukraina mengatakan setidaknya 16 anak telah terbunuh di sekitar Ukraina pada hari Senin.

Ia mengkritik klaim Rusia bahwa ini adalah “operasi” yang hanya menargetkan infrastruktur militer.

"Di mana anak-anak kita ini? Di Pabrik militer seperti apa mereka bekerja? Tank apa yang mereka kemudikan? Roket  mana yang mereka operasikan?  Anda membunuh 16 anak."

Dia menegaskan kembali keinginan negaranya untuk bergabung dengan Uni Eropa, dengan mengatakan Ukraina "memiliki keinginan untuk melihat anak-anak kita hidup - saya pikir itu adalah hal yang adil. Kami berjuang untuk bertahan hidup. Kami berjuang untuk menjadi anggota eropa yang setara. Kami persis sama seperti Anda." (Guardian/Reuters/AFP/AP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini