Rusia mengklaim menaklukkan Kherson dan memperketat pengepungan Mariupol.

Baca juga: Turki Sebut Drone BayraktarTB2 yang Dipakai Ukraina Hancurkan Konvoi Rusia Bukan Bantuan Tapi Dijual

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Membuat Harga Komoditas di Pasar Global Terus Melambung

- Kekhawatiran meningkat atas pergerakan besar kendaraan militer Rusia di luar Kyiv.

Meski begitu, seorang pejabat pertahanan AS menyatakan bahwa konvoi itu tampaknya "berhenti".

Namun, ada juga spekulasi bahwa sekitar 15.000 tentara yang bergabung mungkin sedang menunggu pasokan logistik sebelum serangan di ibu kota Ukraina.

- Sedikitnya 33 warga sipil tewas dalam serangan udara Rusia di daerah pemukiman di kota utara Chernihiv pada Kamis, kata pihak berwenang Ukraina.

Korban tewas di seluruh Ukraina terus meningkat.

- Vladimir Putin memberi tahu Emmanuel Macron bahwa jika Kyiv menolak untuk menerima persyaratan Rusia, berarti dia akan terus melanjutkan perangnya di Ukraina.

Istana kepresidenan Élysée Prancis menambahkan, "Kami memperkirakan yang terburuk belum datang."

- Dalam pidato yang disiarkan televisi tak lama setelah percakapan telepon 90 menitnya dengan Macron, Vladimir Putin mengklaim operasi militer Rusia di Ukraina berjalan sesuai rencana.

Putin kemudian menuduh pasukan Ukraina menggunakan warga sipil sebagai "perisai manusia", meski tidak memberikan bukti.

Baca juga: Militer Korea Utara Ingin Bantu Rusia Perang Melawan Ukraina

Baca juga: Warga Ukraina Takut Dampak yang Ditimbulkan dari Serangan Rudal Rusia Terhadap PLTN Zaporizhzhia

- Ukraina dan Rusia sepakat untuk membuat koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dalam pembicaraan putaran kedua pada Kamis sore.

Tetapi, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan, hasil pembicaraan tidak memenuhi harapan Ukraina.

Pembicaraan putaran ketiga akan berlangsung pada awal minggu depan, kantor berita negara Belarus Belta mengutip Podolyak mengatakan.

- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, telah menyerukan pembicaraan langsung dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin.